Assalamu`alaikum

Assalamu`alaikum
"Tuhan, aku sadar hidup hanyalah perjalanan sementara, maka izinkanlah aku mengisi waktu yang sementara ini dengan kebaikan & kebahagiaan cinta kasih yang Kau Ridhai. Dan kembali pada Mu dengan segala keberkahan"

Selasa, 13 November 2012

SUSU & CINTA


Kisah nyata cinta dalam segelas susu ini benar - benar terjadi kepada dua orang Amerika. Pada suatu hari pemuda kecil jack yang berjualan kue setiap harinya merasa kelaparan. Ia berjualan kue demi mendapatkan uang untuk mengobati ayahnya yang sedang sakit dirumah. Jack kecil hanya hidup berdua dengan ayahnya karena ibunya telah meninggal dunia saat melahirkannya.

Kue yang dijualnya hampir habis, hanya tersisa satu buah saja. Perutnya sangat kelaparan, tetapi jack kecil tidak berani memakan kue tersebut karena mengingat yang di butuhkan bapaknya adalah uang.

Dan tibalah jack kecil disebuah rumah. Ia lalu mengetuk pintu rumah tersebut. Tampak gadis kecil yang seumuran dengannya membukakan pintu (Laura namanya). Jack lalu menawarkan kue nya sambi l menahan rasa sakit diperutnya. Laura kecil bertanya kepada jack apakah kamu lapar? dan si jack kecil hanya menganggukkan kepalanya. kenapa tidak kamu makan saja kue itu? lalu jack menjelaskan bahwa bapaknya membutuhkan uang, jadi ia takut memakan kue tersebut.

Laura kecil berlari ke dalam rumahnya sambil menyuruh jack untuk menunggunya. Namun bukan uang yang di bawanya. Laura kecil membawa segelas susu dan berkata saya tidak menginginkan kue itu, ini segelas susu untuk menghilangkan rasa laparmu. Jack kecil lalu meminumnya dan mengucapkan terima kasih.

20 tahun berlalu, laura kecil tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik. Tetapi di balik kecantikannya ia di vonis menderita penyakit kanker rahim oleh dokter. Penyakitnya sudah parah akibatnya beberapa rumah sakit tidak sanggup atau menolak untuk mengoprasinya. Hingga laura diterima di sebuah rumah sakit yang bersedia untuk mengoprasinya dengan harapan mendapatkan bantuan dana dari pemerintah.

Kemudian laura di operasi segera akibat kankernya dinilai sudah termasuk kanker akut, perutnya dibelah dan penyakit kankernya diangkat. Laurapun selesai di operasi dan melewati masa - masa penyembuhan di rumah sakit tersebut. Operasinya berjalan sukses, namun yang selalu ada dipikirannya adalah pembayaran operasinya itu.


Setelah kondisinya membaik, laura mendatangi kasir rumah sakit dan meminta catatan tagihan biaya rumah sakitnya. (dengan hati yang tidak tenang)

Saya bisa meminta tagihan rumah sakit atas nama laura? sang kasir menjawab laura kamar 21 B? Oh ini tagihannya, dan ini ada titipan dari seseorang.. (begitu ungkap si kasir sambil memberikan amplop kepada laura sambil tersenyum).

Laura kemudian merasa penasaran dengan biaya tagihannya, ia membuka amplop tersebut dengan berharap sanggup membayarnya. Karena tentu biaya operasi, obat, dan ongkos sewa rumah sakit bila digabungkan akan sangat mahal sekali.

Pelan - pelan laura membukanya.. Ia pun terkejut melihat bahwa semua tagihan rumah sakitnya telah lunas dan di bayar oleh seseorang. Bersama lembar tagihannya ada sepotong kertas kecil bertuliskan seperti ini :

''Sudah di bayar dengan segelas susu... Tertanda Dr. Jack''

Laura sangat terkejut dan baru menyadari bahwa yang mengoprasi dan membayar semuanya adalah Dr.Jack yang 20 tahun lalu di berikannya segelas susu.





Semoga menjadi hal yang inspiratif :)




by : M.a sofyrah

Minggu, 04 November 2012

"HABIBIE DAN AINUN"


"Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu"

Kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan jiwa dan hatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden ketiga Indonesia dan ibu negara. Kisah tentang Habibie dan Ainun. Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya. Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Bagi Habibie, dia tak hanya jatuh cinta pada Ainun, dia juga iman pada visi dan mimpi Habibie. Kemudian mereka menikah dan terbang ke Jerman.

Punya mimpi yang besar, juga tak akan pernah mudah mewujudkan nya, Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas.
Begitulah berbagai macam Resah, Rasa, ditumpahkan pak Habibie dalam tulisannya. Mengajak kita untuk menikmati surat cinta atas kekaguman abadi seorang suami. mengajak mendalami jurnal politik mengenai kondisi situasi genting negara yang baru merdeka. mengajak merenungi isi pikiran seorang putra bangsa dengan kecintaannya yang luar biasa pada negara dan bangsanya yaitu Indonesia. Setelah menikah dan berbulan madu, Ainun harus ikut suaminya yang sedang dalam proses mendapatkan gelar S3, merantau ke Jerman. Bukan hal yang mudah bagi seorang gadis dengan prestasi cemerlang dan kemudian tinggal di apartemen kecil di Oberfortsbach, desa kecil di pinggiran Jerman Barat.

Biaya untuk kehidupan sehari-hari pas-pasan, sampai pada tahun-tahun awal, Habibie harus berhemat dengan berjalan kaki sejauh 15k menuju tempat kerjanya beberapa hari dalam seminggu. Suami yang sibuk dengan promosi  S3 dan bekerja setengah hari sebagai Asisten di Intitut Konstruksi Ringan Universitas, Habibie juga sering mencuri waktu bekerja di pabrik kereta api mendesain gerbong-gerbong berkonstruksi ringan. Tidak ada keluarga, kerabat dan tetangga untk diajak ngobrol. Tidak ada hiburan. Bahasa Jerman juga pas-pasan. Pantaslah pak Habibie cinta luar biasa pada Bu Ainun, Beliau tidak pernah mengeluhkan segala hal kesulitan! Tidak pernah sedikitpun, tentang apapun dan termasuk pula untuk keberadaan 2 orang anak lelaki, Ilham dan Thareq.

Setelah lulus S3, Habibie ditawari pekerjaan oleh Talbot dan Boeing, dua industri konstruksi terkemuka. Pak Habibie menolak dan memilih untuk pindah ke Hamburg, dimana ia telah melamar dan diterima di perusahaan Hamburger Flugzeugbau HFB. Selepas itu, beliau menjadi pejabat penting perusahaan Messerschmitt Bolkow Blohm. Kemudian beliau dipanggil pulang oleh Presiden Soeharto untuk membangun industri dirgantara Indonesia dan menyumbangkan bakti kepada tanah air. Tidak lama setelahnya, Pak Habibie diangkat menjadi anggota Kabinet Pembangunan Pak Harto, menampuk jabatan Menteri Riset dan Teknologi. Beliau menjadi anggota kabinet selama beberapa periode kepemimpinan Pak Harto, kurang lebih 20 tahun lamanya.
Tahun 1998, ketika dilaksanakan pemilihan umum, Pak Harto secara mengejutkan menggandeng beliau sebagai pasangannya dalam pilpres. Sebuah keputusan yang tidak mudah, mengingat Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi parah dan mulai banyak pihak yang mencoba menggoyang tampuk  kursi kepemimpinanya. Pak Habibie akhirnya menjadi Presiden RI ke-3. Bu Ainun juga menjadi ibu negara RI ke-3. Di tengah perjalanan kehidupannya bersama suami, Ainun pernah berkata,

Beliau (Ainun) berkata:

‘’Mengapa saya tidak bekerja ? Bukankah saya dokter ? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak, tapi untuk apa jika akhirnya itu akan diberikan pada seorang pengasuh anak bergaji tinggi, dengan resiko kami sendiri kehilangan kedekatan pada anak sendiri ? Apa artinya ketambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk sendiri pribadinya ? Anak saya akan tidak mempunyai ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orangtua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja ? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami hidup begitu.’’
Dari segala yang di uraikan Pak Habibie, kita bisa belajar banyak. Walaupun bukan merupakan biografi beliau, cerita yang di uraikan di buku beliau, lebih seperti auto-biografi mengenai kehidupan rumah tangga Habibie-Ainun, namun kita dapat menangkap beberapa pemikiran Pak Habibie, mengenai dirinya sendiri, mengenai kehidupannya, serta mengenai Indonesia. Begitu banyak yang dapat dipetik dari buku ini. Termasuk juga Pelajaran menjadi seorang wanita, istri, maupun ibu. Pelajaran mencintai seseorang secara penuh dan utuh. Pelajaran menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar, serta banyak pelajaran lainnya. Dari tulisan Habibie, kita juga selalu menjumpai pesan-pesan dan unkapan perasaan beliau kepada sang istri selama menjalani kehidupan bersama.

Berikut ini kutipan isi surat Cintanya :

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi……

……Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.  Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada. selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku. 



....“Saya dilahirkan untuk Ainun dan Ainun dilahirkan untuk saya” 
Terimakasih Allah, engkau telah menjadikan Ainun dan Saya manunggal jiwa, roh, batin, dan hati nurani kami melekat pada diri kami sepanjang masa dimanapun kami berada... (doa B.J. Habibie).


Dari segala hal yang telah di uraikan dalam buku tentang Habibie dan Ainun,  Ada beberapa hal yang sangat  perlu kita ambil contoh dari dua insan terbaik bangsa Indonesia ini, dan kita jadikan sebagai pembelajaran dalam menjalani bahtera rumah tangga juga menghadapi suka-duka dalam kehidupan  :

1. Keduanya selalu berkomunikasi akan hal apapun
2.  Keduanya saling mendukung ketika sepakat akan suatu hal
3. Keduanya sangat religius dan luarbiasanya baik B.J Habibie dan Ibu Ainun selalu puasa senin- kamis dan selalu membaca al-Qur'an satu juz setiap hari.
4. Keduanya benar-benar seperti mewakafkan hidupnya demi bangsa, banyak kontribusi sosial yang mereka realisasikan, ICMI, PT. Habibie Center, ORBIT, sampai dengan pembinaan anak asuh. Mereka benar benar bermanfaat bagi orang banyak. 

Semoga dari kisah mereka, bisa menjadi suatu hal inspiratif bagi kita, bagi kaum muda penerus bangsa untuk terus berusaha menjadi lebih baik dan memberi yang terbaik.



Sumber : -http://www.kompasiana.com/pradiptasuarsyah
              -http://www.nanyaterus.com


Created : M.A sofyrah