“Kami mempersilahkan kakak
tertua terlebih dahulu untuk mengakhiri masa lajangnya, setelah itu kami menyusul
satu persatu, jadi buat terus target umur nikah ya ra….!!!!!!!”
Tidak pernah terlupa bahwa
sahabat yang dulunya seorang ABG yang punya berbagai kenangan naïf bersamaku,
seorang gadis yang labil & pemalu. saat ini kulihat duduk dipelaminan bersama
dengan orang yang dicintainya. Tapi sekarang, pandangan ku harus berubah 180°
ketika melihatnya berubah dari seorang gadis belia menjadi seorang wanita
dewasa yang akan mengakhiri masa lajangnya, yang akan menjadi istri dari
seorang lelaki yang telah mengambil alih pertanggung jawaban kehidupannya dari
ibu dan ayahnya. Dan akan segera menjadi seorang ibu dari anak-anak yang
dititipkan Allah kepada dia dan suaminya.
Aku tidak pernah lupa,
ketika masih di bangku sekolah menengah, dengan seragam putih biru. Tidak
pernah habis khayalan kami untuk membayangkan masa depan. Dan selalu pernikahan
akan menjadi topik yang tidak pernah bosan untuk dibahas. Dan pasti jika salah
satu dari kami ada yang bertanya,
“coba tebak, siapa yang
akan deluan nikah di antara kita???” aya, mengawali obrolan konyol dengan
pertanyaan aneh, sambil membenarkan kaca matanya. Dan pandangan tertuju kepada
ku. Bukan karena alasan yang pasti, tapi hanya sebatas logika bahwa yang paling
dewasa, yang berusia paling tua berkewajiban untuk menjadi awal pembukaan berbagai
hal, walau perbedaan usia itu hanya berjarak beberapa bulan, bahkan aku dan
Alisha hanya tepaut 2 hari.
“Ara lha, Ara… kan kl dari
silsilah umur, berarti Ara pembukaan merried” jawab Vina dengan senyuman lesung
pipi dan alis yang di naik-naikan, tanda pernyataannya sangat disetujui.
“ya iyalha,, yang pertama
Ara, Alisha, Ayu, Vina, Aya, baru Eka yang terakhir, anak bungsu-anak bungsu,
jadi penutupan” Sambung Eka dengan penuh percaya diri.
Dan aku cuma bisa tertawa,
sambil mengaminkan didalam hati. Karena pernikahan memang menjadi sebuah mimpi
dari setiap gadis, dari setiap manusia yang mengenal cinta dari kuasa Tuhan,
dan pasti pernikahan yang bahagia bersama orang yang dikasihi & mengasihi
kita.
Tapi fikiran ku belum terlalu mengarah kesana. Karena terpaut
usia yang masih dalam katagori ABG, pernikahan bukanlah hal yang harus ku
fikirkan. Dan jodoh, masih menjadi misteri, hingga dari usia ABG, beranjak
menjadi remaja awal dan akhir, dan sekarang memasuki usia dewasa itu semua
masih dirahasiakan Tuhan pada ku, hanya saja aku tetap diminta untuk tidak
lelah malakukan perbaikan diri.
Dan hingga bertukar
seragam menjadi putih abu-abu pun, obrolan
penuh khayal itu kembali & terus kembali terulang, bahkan sesudah
waktu memisahkan satu sama lain.
“kak Ara, berapa target usia nikah ??” Tanya nika,
mengganti topik pembicaraan dari bahasan kisi-kisi untuk soal ulangan fisika
menjadi pembicaraan yang lebih konyol saat jam istirahat.
“walah2?? Ganti topik? Udah mulai pusing liat
rumus y nik?....mmhhhh berapa ya?”aku pun mula berfikir. “ara 19 langsung nikah dia” fariz pun langsung nyeletuk memberikan jawaban
pasti.
“wwwaaaa……,, gak mau aku..
belum puas jalan-jalan & gaya-gaya tuw, mmhhhh aku mungkin 23, 24 atau 25
paling lha lama,, ya.. itu kan target, ya kan sa, yu??”. Tanya ku balik
dengan 2 sahabat ku yang tidak pernah terpisah sekolah, kelas, bahkan
jika satu bangku bisa bertiga, kami akan memilih untuk demikian.
“ya…. Segitulah kira-kira,
ara deluan, baru Alisha, trus Ayu menyusul” jawab ayu lempang. “ya,,,, kami kan menghormati kakak
terTUA…hahahhha” tambah Alisha memperkuat alasan.
“lagi-lagi aku. punya pacar
pun satu periode 1, dpilih 5 tahun sekali, macem milih presiden” balas ku
menyerah. “karena yang jarang-jarang pacaran itu langsung nyebar undangan biasanya,
y gak” tambah fariz mengompori.
“ya.., kita liat nanti,
yang pasti siapapun yang nikah mau aku deluan, terus Alisha, Ayu, Nika, baru
Fariz.. yang pasti semua harus hadir di setiap moment”.
Dan sekian waktu berlalu,
sampai saatnya masa SMA berakhir, dan memilih jalan masing-masing untuk masa
depan, tapi waktu luang dan komunikasi selalu mendekatkan setiap dari kami.
Kedewasaan pun hadir
didepan mata, cerita cinta monyet masing-masing berubah menjadi kisah cinta
yang lebih serius dan matang. Kemudian waktu pun datang untuk menjawab semua
pertanyaan di masa dulu, untuk menyatakan bahwa takdir bukanlah sebuah logika,
bahwa takdir hanya Dia yang tau, bahwa jodoh tidak akan tertukar, semua sudah
menjadi ketetapan Allah swt.
Teringat saat pertama aku
mendapat kabar sms yang berisi.
“Kak ara….. Insyallah ayu
& bg roni melangsungkan pernikahan februari tahun 2013, do`ain y kak, n jangan lupa harus hadir dari
akad sampe pestanya,, maaf ni deluanin kakak ya hehehehe..”
Aku cuma bisa tersenyum
dengan segala perasaan bahagia yang mungkin hanya aku dan Allah yang tau. Dan
Saat ini aku akan melihat kamu akan menuju kehidupan baru kamu dengan lelaki
yang selama ini menjadi bahan cerita kita, penuh suka duka, tawa tangis kamu
yang pernah kamu utarakan kapadaku. Pengorbanan, selisih, berpisah &
kembali, semua menjadi tahap pembelajaran satu sama lain untuk meyakinkan kamu
dan orang yang kamu pilih memang telah ditakdirkan untuk bersama.
Aku berharap,
tidak ada yang berubah dari persahabatan kita. Persahabatan yang dimulai dari
masa kita sebelum menstruasi (masa reproduksi) hingga menopause (berhenti
reproduksi), dari sebelum puber sampai lanjut usia. Dari sebelum mengenal arti
pernikahan sampai mempunyai suami. Dan Semoga masing-masing dari kami bisa
menyusul di waktu yang tepat dengan pasangan yang tepat dari sisiNya.
Selamat, My sista Yuliana
Safitri (AYU),, semoga kalian menjadi pasangan yang selalu di ridhoi Allah swt.
Yang selalu membangun kebahgiaan di dunia dan akhirat. Do`a kami segala yang
terbaik untuk kalian berdua ,,, Amin ya Rabb.
J
Created By : M.A sofyrah
February 2013