Assalamu`alaikum

Assalamu`alaikum
"Tuhan, aku sadar hidup hanyalah perjalanan sementara, maka izinkanlah aku mengisi waktu yang sementara ini dengan kebaikan & kebahagiaan cinta kasih yang Kau Ridhai. Dan kembali pada Mu dengan segala keberkahan"

Kamis, 28 Maret 2013

Prosedur Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)



PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/149/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN




BAB I KETENTUAN UMUM


Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Surat Izin Praktek Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik kebidanan.
4. Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi dan standar operasional prosedur.
5. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada tenaga kesehatan yang memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Obat Bebas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna hijau yang dapat diperoleh tanpa resep dokter.
7. Obat Bebas Terbatas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna biru yang dapat diperoleh tanpa resep dokter.
8. Organisasi Profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia

BAB II PERIZINAN


Pasal 2
1. Bidan dapat menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan
2. Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktek mandiri dan/atau praktik mandiri.
3. Bidan yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berpendidikan minimal Diploma III (D III) kebidanan.

Pasal 3
1. Setiap bidan yang menjalankan praktek wajib memiliki SIPB
2. Kewajiban memiliki SIPB dikecualikan bagi bidan yang menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri atau Bidan yang menjalankan tugas pemerintah sebagai Bidan Desa.

Pasal 4
1. SIPB sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.
2. SIPB berlaku selama STR masih berlaku.

Pasal 5
1. Untuk memperoleh SIPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, bidan harus mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan melampirkan:
a. Fotocopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir
b. Surat keterangan sehat fisik dari Dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik
d. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga ) lembar; dan
e. Rekomendasi dari Organisasi Profesi
2. Surat permohonan memperoleh SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana tercantum dalam Formulir I (terlampir)
3. SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat praktik.
4. SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlampir

Pasal 6
1. Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi persyaratan meliputi tempat praktik dan peralatan untuk tindakan asuhan kebidanan
2. Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan ini.
3. Dalam menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidan wajib memasang nama praktik kebidanan

Pasal 7
SIPB dinyatakan tidak berlaku karena:
1. Tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPB
2. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang
3. Dicabut atas perintanh pengadilan
4. Dicabut atas rekomendasi Organisasi Profesi
5. Yang bersangkutan meninggal dunia

BAB III PENYELENGGARAAN PRAKTIK

Pasal 8
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan meliputi:
a. Pelayanan kebidanan
b. Pelayanan reproduksi perempuan; dan
c. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pasal 9
1. Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a ditujukan kepada ibu dan bayi
2. Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas dan masa menyusui.
3. Pelayanan kebidanan pada bayi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada bayi baru lahir normal sampai usia 28 (dua puluh delapan) hari.

Pasal 10 
1. Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) meliputi:
a. Penyuluhan dan konseling
b. Pemeriksaan fisik
c. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d. Pertolongan persalinan normal
e. Pelayanan ibu nifas normal

2. Pelayanan kebidanann kepada bayi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (3) meliputi:
a. Pemeriksaan bayi baru lahir
b. Perawatan tali pusat
c. Perawatan bayi
d. Resusitasi pada bayi baru lahir
e. Pemberian imunisasi bayi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah; dan
f. Pemberian penyuluhan

Pasal 11
Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a berwenang untuk:
a. Memberikan imunisasi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah
b. Bimbingan senam hamil
c. Episiotomi
d. Penjahitan luka episiotomi
e. Kompresi bimanual dalam rangka kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
f. Pencegahan anemi
g. Inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif
h. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
i. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
j. Pemberian minum dengan sonde/pipet
k. Pemberian obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan manajemen aktif kala III;
l. Pemberian surat keterangan kelahiran
m. Pemberian surat keterangan hamil untuk keperluan cuti melahirkan

Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf b, berwenang untuk;
a. Memberikan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim dalam rangka menjalankan tugas pemerintah, dan kondom;
b. Memasang alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dengan supervisi dokter;
c. Memberikan penyuluhan/konseling pemilihan kontrasepsi
d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah; dan
e. Memberikan konseling dan tindakan pencegahan kepada perempuan pada masa pranikah dan prahamil.

Pasal 13
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf c, berwenang untuk:
a. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan bayi;
b. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas; dan
c. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan Infeksi Menular Seksual (IMS), penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) serta penyakit lainnya.

Pasal 14
1. Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada dokter di tempat kejadian, bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
2. Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dalam rangka melaksanakan tugas pemerintah dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
3. Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4. Dalam hal daearah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah terdapat dokter, kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku.

Pasal 15
1. Pemerintah daerah menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter.
2. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diseleenggarakan sesuai dengan modul Modul Pelatihan yang ditetapkan oleh Menteri.
3. Bidan yang lulus pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memperoleh sertifikat.

Pasal 16
Pada daerah yang tidak memiliki dokter, pemerintah daerah hanya menempatkan Bidan dengan pendidikan Diploma III kebidanan atau bidan dengan pendidikan Diploma I kebidanan yang telah mengikuti pelatihan.

Pasal 17
Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pasal 18
1. Dalam menjalankan praktik, bidan berkewajiban untuk:
a. Menghormati hak pasien
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dengan tepat waktu.
c. Menyimpan rahasia kedokteran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan;
e. Meminta persetujuan tindakan kebidanan yang akan dilakukan;
f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan secara sistematis;
g. Mematuhi standar; dan
h. Melakukan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk pelaporan kelahirana dan kematian.

2. Bidan dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 19
Dalam melaksanakan praktik, bidan mempunyai hak:
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik sepanjang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan;
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/ atau keluarganya;
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan, standar profesi dan standar pelayanan; dan
d. Menerima imbalan jasa profesi.

Bab IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 20
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan dan mengikutsertakan organisasi profesi.
2. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.

Pasal 21
1. Dalam rangka melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 20,Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan tindakan administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik dalam peraturan ini.
2. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pencabutan SIPB untuk sementara paling lama 1 (satu) tahun; atau
d. Pencabutan SIPB selamanya.

BAB V KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 22
1. SIPB yang dimiliki Bidan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan masih tetap berlaku sampai masa SIPB berakhir.
2. Pada saat peraturan ini mulai berlaku, SIPB yang sedang dalam proses perizinan, dilaksanakan sesuai ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan sepanjang yang berkaitan dengan perizinan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 24
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta 
Pada tanggal 27 Januari 2010 
Dr. Endang rahayu Sedyaningsih, MPH, DR, PH

Sumber : www.depkes.co.id
              http://www.bidanindonesia.org


Minggu, 17 Maret 2013

“KORIDOR CINTA DARI TUHAN”



 Sebelas tahun berlalu, tapi aku masih bertanya apa aku  masih bisa lari atau tidak dari koridor yang  sudah Tuhan tetap kan, bahwa aku adalah seorang ibu dari  dua orang anak dan seorang istri yang rasa cinta kepada suaminya masih dipertanyakan. Aku tidak pernah tau bahwa hati ternyata bisa  enggan bernegosiasi ketika di paksa untuk menolak apa yang dirasakannya.
Tidak tau apa yang terjadi, pagi itu mood ku benar-benar buruk. Mungkin dalam  masa PMS wanita, karena jadwal datang bulan ku  memang sebentar lagi. Hari  itu hari sabtu jadwal kerja yang paling cepat pulang, tapi aku ada kelas  jam 10 pagi, dan hingga jam  menunjukan pukul 08:45 aku juga belum selesai menangani pasien yang mengalami kecelakaan di depan rumah ku, karena harus dilakukan penjahitan  luka dibagian  tangan, jadi butuh waktu yang tidak sebentar dalam penanganannya.
      Akhirnya jam 09:30 semua urusan pasien selesai, giliran aku mempersiapkan diri untuk pergi, untungnya jarak antara rumah dan kampus tempatku  bekerja tidak terlalu jauh, tapi tetap saja akan terlambat beberapa menit dari  jadwal yang telah di tetapkan. Suamiku yang setiap akhir pekan  libur, juga membantu mempersiapkan sarapan ku, dia membelikan sarapan dan  membuat segelas susu untuk ku.
            “Ma, sarapan dulu ni, dari tadi belum  makan, nanti sakit” ajak suami ku yang mungkin pusing melihat ku mondar-mandir di rumah karena dikejar waktu .
“hhhhhmmmmmh….udah  lha, di kampus aja nanti, udah  telat ni ” jawab ku, yang sibuk menyiapkan pakaian dan segala hal yang akan di bawa.
“udah  papa siapin ini ma, nanti gak ada tenaga, ayo pokoknya harus sarapan dulu sini” paksa suami ku, sambil menarik tangan ku.
“hhhhhaaddduuhh….apasih pa, mama udah telat ini, jangan di ganggu dulu” tanpa sadar aku membalas cetus niat baik suami ku, dan kembali mempersiapkan semua.  Suami ku hanya diam dan menggelengkan kepala tanda dia membiarkan egoku menang dari sikap sabarnya.
Sebelum pergi aku pun sarapan seadanya, karena waktu tidak memungkinkan aku untuk menghabiskan sarapan. Di perjalanan aku pun berfikir, kenapa sampai sekarang aku masih membiarkan ego ku semena-mena dengan suami yang sangat mencintai aku. Mungkin karena aku tau  dia sangat mencintaiku dan tidak akan pergi meninggalkanku apapun yang terjadi, atau karena hati ku memang tidak bisa dipaksa untuk sepenuhnya berikan pada dia.
Sekilas aku  melihat pesta pernikahan, Aku teringat dulu, saat suami ku mempertahankan aku sendiri ketika pihak keluarga nya tidak menyetujui pernikahan kami karena alasan, aku yang pernah  membatalkan  rencana pernikahan  yang sudah  kami susun, dan  tanpa berfikir panjang aku yang bekerja di Medan  pergi ke Jakarta untuk mencari keyakinan hati, dan beberapa bulan kembali ke Medan  suamiku masih menunggu ku, dan  meyakinkan keluarganya bahwa aku pergi untuk alasan yang baik dan kedepannya tidak akan terulang lagi kesalahan yang sama.
            “Tuhan,  perjuangan nya yang sedemikan rupa, kenapa   Kau enggan  membantuku untuk meluluhkan  hati  ini  menyediakan sebuah ruang untuk mencintainya sepenuh hati,  Kau telah tetapkan aku untuk tetap berjalan di koridor  yang telah Kau  tentukan ini !” Tiba-tiba terbsesit  do`a di hati ku .
Pukul 10:35 aku  pun tiba di kampus dan mulai berkatifitas lagi, ternyata banyak kegiatan yang dilakukan di kampus sampai siang hari, dan  jika difikrkan ulang seandainnya aku tidak sarapan  mungkin aku bisa jatuh pingsan karena tidak ada waktu kosong sampai pukul 14:00 .
            Sorenya  setiba aku pulang kerja, aku  lihat mobil suami ku tidak ada. Aku tau suami ku pergi dari tadi siang sebelum aku pulang kerja, tapi aku tidak bertanta-tanya dalam hati dia kemana.
“pasti dia keluar ke tempat temannya” fikir ku santai. Tapi memang  biasanya dia mengajak anak-anak jalan, mungkin sekali-kali dia ingin pergi sendiri.
Seperti biasa aku  mengajak anak-anak bermain di halaman  rumah, aku pun bisa sambil membersihkan halaman rumah dan menata  bunga-bunga. Tiba-tiba Hp ku berdering menandakan masuk sms,
“Lina, aku lagi  ada sedikit masalah, perlu teman curhat untuk kasih solusi. Kamu ada waktu  gak di telfon ? By; Fredddy” isi sms dari Freddy..
Aku sedikit kaget, karena sudah hampir setahun kami tidak ada  komunikasi lagi dan mungkin sibuk dengan keluarga dan urusan masing-masing.
“Ya boleh, aku  lagi santai di rumah” balas ku, dan freddy pun langsung menelfon.
 Dan dia langsung  menceritakan  masalah yang ada, aku sebagai mantan pacar yang sekaligus teman baiknya berusaha  memberikan solusi terbaik untuk setiap masalah nya, terkadang jika aku  ribut dengan suamiku, aku juga sering meminta solusi dari dia.
Aku memang belum  hilang kontak dengan freddy, kami masih seperti sahabat. Dia akan cerita ketika dia ada masalah , begitu juga aku. Aku tidak tau apakah suami ku tau tentang hubungan kami atau tidak , tapi aku tetap berusaha menjaga perasaannya, untuk tetap menjaga jarak dan komunikasi yang terbatas dengan freddy.
            Seusai Freddy menelfon, aku pun mengajak anak-anak masuk karena sudah mulai senja. Dan sampai pukul 19:20, usai makan  malam suamikku juga belum menunjukan tanda-tanda pulang, aku  pun  tidak mencoba menghubunginya, aku  menonton TV sekalian menunggu nya pulang.
Tiba-tiba aku teringat ketika Freddy menelfon  tadi, dan aku pun  kembali teringat masa-masa lalu yang terjadi dan tenggelam dalam lamunanku. Sebenarnya freddy lha sosok yang membuatku  membatalkan rencana pernikahan  dengan suamiku, dia datang lagi dan aku tau perasaan kami belum hilang.
 Aku yang berada di Medan dan dia di Jakarta, mungkin karena jarak yang terlalu jauh, membuat kami tidak pernah yakin untuk membuat komitmen khusus dalam  hubungan, semenjak  dia pindah ke Jakarta dan  mulai dari itu hubungan kami terasa sulit dan akhirnya kami meilih untuk putus.
Selama kami putus, Freddy pernah berkunjung ke Medan, aku bertemu dia, kami saling jujur bahwa masing-masing dari kami punya pasangan, tidak bisa di pungkiri satu sama lain dari kami masih punya perasaan yang sama, dan akhirnya kami berusaha untuk menjaga perasaan dan meyakinkan hati untuk melepas pasangan kami dan kambali bersama pada waktu yang tepat. Walau kami tidak bisa pastikan itu kapan.
Aku tidak pernah  merasakan siapapun hadir di hidupku termasuk Frans (suamiku) ketika aku bersama Freddy, aku tidak pernah membayangkan siapa-siapa ketika dia berada di sisiku, bagaimana aku berusaha untuk menolak perasaan ini, menjaga hati ku untuk Frans tapi tidak juga pernah berhasil.
Hilang  kemudian kembali, Hilang dan kembali lagi, dan hilang dalam waktu yang cukup lama begitulah keadaan hubungan ku dengan Freddy, sehingga aku lebih cenderung dengan Frans dan  menghabiskan waktu bersama sehingga terciptalah  rencana pernikahan pertama kali yang sebenarnya masih aku ragukan.
            Aku masih teringat, ketika aku lari ke Jakarta untuk dua tujuan. Memang pada awalnya aku ke sana untuk urusan kerjaan dan kuliah, urusan  yang kedua aku ingin memastikan bahwa harapan ku pada Freddy memang tidak ada lagi, kemudian aku harus bisa merelakannya.
Setiba di Jakarta aku kembali berjumpa dengan Freddy dengan status kami yang masih bersama pasangan masing-masing, dan ternyata ketika kami berjanji untuk perjumpaan berikutnya, dia menghilang tanpa memberi kabar, aku mencoba menghubungi dan akhirnya aku tau dia bersama pacarnya.
Mungkin terlalu bodoh untuk aku mempertahankan ini, aku berfikir cukup lama dan selesai urusan kerjaan dan kuliah ku, aku pun kembali ke Medan dengan membawa perasaan campur aduk, sakit hati,  marah, semua bercampur di hati, seharusnya beberapa bulan di Jakarta menjadi  waktu liburan dan mengumpulkan ilmu bagi ku, tapi semua keadaan berbalik menertawakan kebodohan ku.
Sepulang nya aku  ke Medan, aku hanya ingin sendiri, fokus dengan diri ku sendiri dan hidupku, tanpa bayang-bayang freddy dan juga Frans (suamiku), aku membuang semua kenangan ku dengan Freddy sampi nomor ponsel nya ku hapus, dan aku  pun mengganti nomor. Tapi di sela kekosongan waktu ku, Frans tetap berusaha masuk ke dalam hidupku dengan segala kesabaran dan perhatian nya, aku berfikir mungkin  memang dia lah  pilihan  terbaik yang Tuhan berikan untuk ku.
            Seiring waktu, aku pun menerima lamaran Frans, dia yang sudah memperjuangkan aku, dari semua masalah ku, dari keengganan keluarga nya menerima ku kembali atas kesalahan ku yang lalu. Pasti sangat tidak adil jika aku mengabaikan semua perjuangan nya, walau hati masih ragu tapi tetapkan untuk memilih.
            Persiapan pernikahan untuk kedua kalinya pun terlaksana, aku tidak tau apa yang aku rasakan, aku hanya pasrah dengan Tuhan, baru ku sadar sebagaimanapun  kita berjuang jika memang tidak di jodohkan Tuhan selamanya aku tidak bisa bersama Freddy, begitu juga sebaliknya aku dengan Frans.
Jelang beberapa hari resepsi pernikahan, aku jatuh sakit tidak tau apa penyebabnya, yang pasti  hati ku  merasakan hal yang tidak nyaman. Aku pun merawat diri sendiri di rumah, sambil memandang infuse yang terus menetes, aku memikirkan hal-hal yang pernah terjadi dengan Freddy, aku pun berfikir untuk menelfon nya, walau  nomor nya di hapus dari kontak Hp ku, aku lupa bahwa aku hafal nomor Hp nya.
            Seperti tersambar petir, hati ini langsung tersentak mendengar suaranya. Awalnya aku tidak ingin bersuara, tapi tanpa berbicara Freddy tau bahwa aku yang menelfon. Pembicaraan kami langsung panjang, dia marah dan kecewa kenapa dulu aku langsung menghilang tanpa mau mendengar penjelasannya.
            “aku akan menikah hari Minggu ini, mungkin ini ketetapan Tuhan”  ucapku, ketika dia sudah menjelaskan semua permasalahan yang lalu. Dan ternyata Freddy benar-benar berusaha meninggalkan  pacarnya ketika aku hilang, dia berusaha mencari tau  tentang aku tapi tidak juga dapat, dan sekarang dia sendiri.
“Baik, aku akan ke Medan, Kamu persiapkan semua baju kamu, bawa apa pun kebutuhan yang menurut kamu perlu, kita menikah di Jakarta, setelah menikah kita kembali ke Medan untuk beritau semua keluarga, aku tunggu kamu hari rabu di bandara dari penerbangan awal sampai penerbangan akhir, aku tetap nunggu, aku  gak  mau  ini jadi kesalahan untuk kesekian kali” Jelas Freddy dengan tegas.
“Aku akan fikirkan lagi” tanpa sadar aku menjawab dengan jawaban menggantung, bahkan aku tidak sadar, seharusnya aku menjawab “TIDAK MUNGKIN atau MUSTAHIL, karena pernikahan ku tinggal seminggu lagi.
Aku tidak tau apa yang harus aku fikirkan, ini hari selasa dan besok Rabu  Freddy akan menjemputku, rasanya aku  mau  mati dengan keadaan ini, keadaan yang memaksa ku untuk tidak bisa melakukan apa-apa, tapi pasrah juga membuatku tambah sakit.
            Dengan sadar aku melepas infus ku dan mengambil koper serta menyusun baju-baju yang memang di butuhkan untuk pernikahan, aku tidak tau apa yang akan terjadi, tapi yang aku tau aku merasakan kebahagiaan dan semangat ketika Freddy kembali ke sisiku. Aku ingin berjuang untuk yang terakhir kali setelah aku kalah dari kebodohanku karena dulu melarikan diri dari Freddy, membiarkan Frans tetap masuk dalam hidupku walau hatiku ku menolak, dan sekarang aku harus mengambil keputusan.
Jam menunjukan pukul 13:00, aku harus meninggalkan rumah secepatnya dan tinggal di tempat lain sampai besok, karena biasanya  Frans akan berkunjung ke rumah sore atau malam. Pakaian sudah siap, begitu juga aku yang sedang duduk dan menenangkan diri dengan kondisi tubuh yang masih lemah untuk berfikir bahwa yang aku  lakukan saat  ini, adalah perjuangan ku terakhir untuk mengikuti apa yang aku rasakan.
            Tapi tiba-tiba di tengah aku berfikir, terdengar suara mobil datang, hati ku mulai tidak karuan, dan tidak ku sangka bahwa Frans sudah ada di depan rumah.
            “Tumben datang siang-siang ?” Tanya ku dengan nada datar dan sedikit lemas.
“Mau bawain makan siang aja, sekalian  nyampein pesan mama, kalo baiknya, mulai malam ini kamu  tinggal dirumah aja, kalo sendiri disini bakal tambah repot kalo kamu gak sembuh-sembuh, siapkan aja apa yang perlu, biar gak bolak-balik nanti waktu  pulang ke tempat kamu” ucap Frans dengan sejels-jelasnya, dan  ini merupakan penjelasan yang paling sulit aku mengerti.
            “oh.. iya, aku siapin dulu” aku pun semakin ingin pingsan rasanya, linglung, ingin lari, ingin berteriak pada Tuhan.
“AKU HARUS BAGAIMANA ……!!!!!!, Tuhan  hati ku tidak pernah ada di jalan ini “Tuhan, !!!!!! Kalo aku bisa menjerit saat ini aku pasti menjerit, kenapa semua ini, apa memang ini jalan nya. Aku Cuma  minta untuk bisa merelakan semua, dan semoga hati ini bisa berubah ” !!!!” do`a ku dalam hati, dan rasanya ingin marah dengan Tuhan tapi tidak mungkin.   
Dan akhirnya aku  mengeluarkan koper yang sama  sesuai apa yang sudah di persiapkan, tapi dengan tujuan yang berbeda. Dalam perjalanan pun aku hanya tertidur dan menahan tangis di hati, mungkin Frans menyangka aku diam karena sakit, tapi dia tidak tau bahwa hati ini lah yang paling merasa sakit untuk mempertanggung jawabkan semua kesalahan ku.
Seandainya saat ini Frans bertanya “apakah kamu bahagia akan menikah dengan aku” pasti aku langsung menjawab “maaf, tidak. Maaf sekali, tapi aku tidak bisa membohongi perasaan ku” dan jika dia relakan aku pergi, itu lah kebahagiaan ku terbesar.
Tapi Frans tidak demikian, dia memperjuangkan sampai detik ini, tanpa memperdulikan dan mempertanyakan apa yang di perjuangkannya. Dan memang kesalahan ku memberi harapan untuk semua perjuangan itu.
Aku kembali hilang kontak dengan Freddy, aku tidak tau dia datang menjemput atau tidak, yang pasti di hari pernikahan aku berusaha untuk tidak memikirkan nya dan tetap tersenyum. Melihat semua orang tersenyum bahagia, terutama Frans suamiku, yang paling terlihat kebahagiaan di wajahnya.
Setelah  hari pernikahan, aku minta izin untuk tetap tinggal di rumah orang tua ku beberapa harim dan Frans kembali ke Medan sendiri.  Beberapa hari aku dirumah, aku tidak ingin ada bayangan  tentang Freddy, aku hanya konsentrasi bagaimana mulai menata hati untuk menjadi isri yang baik. Dan tiba-tiba aku kedatangan tamu saat aku duduk santai di depan rumah.
            “Bagaimana kabar yang sudah menikah?” terdengar suara Freddy membuyarkan lamunanku.
“hei,, kamu Fred, dari mana aja kamu!!!” sapa ku, menutupi kegugupan ku.
Dan sore itu pun, kami mengobrol panjang, mengutarakan apa yang selama ini tertahan, walau tidak ada lagi yang bisa di harapkan dan tidak perlu juga disesali, kami tidak ingin semua tertahan di dalam hati dan bisa  menjadi.penyakit dalam hati.
            “Mungkin ini ketetapan Tuhan. Tapi ada hal yang perlu kamu tau” ucap Freddy serius.
“hal apa? Udah langsung aja lha” desak ku penasaran.
  “Yang paling aku  rugikan, waktu aku pulang jemput ke Medan,  aku jadi bolos kerja padahal lagi ada proyek  besar di kantor, dan bos ku marah-marah aku jadi di pecat, & waktu aku pulang harga tiket pesawat lagi melunjak naik, malah yang  mau di jemput udah pigi kawin dengan orang lain. Rugi besar lho aku lin gara-gara mu!” Ujar Freddy dengan nada ringan bercanda, walau aku tau itu lah memang kenyataannya.
“hahahahaha, itu resiko mu. Yang pasti sekarang jangan ada yang nyimpan harapan lagi, karena berharap untuk saat ini, sama aja berharap untuk kematian pasangan kita” jelas ku untuk menutup obrolan tentang hubungan kami.
Dan hari itu juga, kami berusaha untuk konsisten dengan pilihan kami, yang lebih tepat nya untuk pasrah dengan takdir Tuhan, walau dalam hati masih tersimpan tanda tanya.  Dan sampai sekarang aku masih belum mengerti kenapa Tuhan tidak membantuku untuk mengalihkan perasaan  ini pada masa lalukku, dan  nyatanya aku harus berada pada koridor yang Dia tetapkan, bahkan aku benar-benar tidak bisa lari.
Sudah sebelas tahun aku hidup dengan suamiku dan berusaha mencintai nya berusaha untuk tidak mengingat siapa dan apa yang ada di masa lalu. Tapi hati benar-benar tidak bisa menipu,, bahwa Freddy masih ada di hatiku. Suami ku yang selalu ada untuk ku, yang selalu mengalah ketika ego ku mulai berkuasa, dia memang sosok  suami yang tegas dan berkomitmen, tapi sikap mengalahnya cenderung menutupi semua keegoisanku.
Lama aku berkhayal tentang masa lalu ku,  jam menunjukan pukul 22:40, anak-anak sudah  tidur. Dan aku  pun  mulai mengantuk, awal nya aku bersiap untuk segera tidur, tapi aku mencoba untuk menghubungi suamiku dan nomor nya tidak aktif. Hingga aku berusaha menghubungi kembali sampai tangah malam, dan akhirnya aku tetidur.
Jam 4 pagi aku di bangunkan oleh Nae  anak kedua ku yang masih berusi 4 tahun. “ma, Nae bobo` dengan papa y” bujuk Nae yang masuk ke kamarku dan langsung mendekati tempat tidur.
Tapi ketika dia lihat bahwa aku sendiri “lho.. papa belum pulang ya ma?” dia pun tetap tidur di samping ku.
“belum sayang, sini Nae tidur dengan  mama aja, papa belum pulang, besok pasti pulang, kata papa mau  nginap tempat temen nya dulu, sekarang kita tidur lagi ya” sambil memeluk Nae, aku pun mencoba tidur lagi, dan sekilas aku  memikirkan suami ku, kemana dia, apa dia marah, baru kali ini dia pergi lama tanpa kabar, mungkin dia perlu waktu sendiri, aku pun berfikir tenang walau tersirat di hati perasaan khawatir.
Pukul 06:15 aku dibangunkan oleh bunyi telfon. Aku pun langsung tersentak bangun, dan langsung mengangkat telfon. Aku kira aku masih di dalam mimpi mendengar bahwa pihak Rumah Sakit umum menghubungi  karena suamiku kecelakaan.
Tapi suara tangis Nae karena mimpi buruk, menyadarkan aku bahwa aku sudah bangun dan sekarang berada dalam kehidupan  nyata,  ini semua bukan mimpi. Aku pun kembali bertanya dengan pihak RS untuk informasi yang lebih lengkap.
 Bagaikan di lempar petasan di telinga, saat aku mendengar semua ini. Aku pun kembali ke kamar menenangkan Nae dan  membangunkan Ray anak sulung ku yang berusia 9 tahun, untuk menjaga adik nya dan tetap tinggal di rumah.
Aku tidak mengatakan terlebih dahulu pada anak-anak apa yang terjadi, aku langsung bersiap ke RS, dan menelfon adik ipar ku untuk  menjaga anak-anak di rumah dan beritau keluarga apa yang terjadi. Sesampai nya di RS, aku hanya berusaha menguatkan diri untuk apa yang akan aku lihat.
“saya istri pak Frans” aku pun langsung mendekati perawat yang bertugas disitu.
 “silahkan bu, di sini, Pak Frans korban kecelakaan lalu lintas, pada pukul 01:00 dini hari di daerah padang bulan, tapi karena  lama di identifikasi kasus  kecelakaannya penangananya juga sedikit terlambat, dan kini masih di tangani dokter mungkin sebentar lagi tau hasil pemeriksaannya” jelas perawat.
 “Terima kasih sus” jawab ku singkat.
            Aku juga di pertemukan dengan beberapa polisi untuk minta informasi lengkap bagaimana kronologi kecelakaannya, dan untuk  memberi keterangan keluarga.  Dan  akhirnya  aku tau, Frans pulang dari rumah sahabatnya, dan aku tau karena dulu pernah di ajaknya kesana.  Karena  sudah terlalu  malam dia mengemudi dengan kecepatan tinggi dan akhirnya mobilnya tidak terkendali dan meluncur ke luar jalur.
Beberapa saat kemudian aku di pertemukan dengan dokter, dan di izinkan untuk melihat suamiku. Ingin menjerit rasa nya ketika dokter harus mendiagnosa bahwa suamiku Koma karena benturan yang kuat menimbulkan pembekuan darah yang sangat hebat di kepalanya. Aku melihat suamiku terbaring di ruangan ICU dengan berbagai macam selang dan perban di tubuhnya, betapa tidak berdaya dia sekarang.
Aku langsung teringat  terakhir melihat wajah nya yang sehat, ketika dia memaksa ku untuk sarapan, aku teringat ketika  Nae anak ku tidak bisa tidur mengingat papa nya yang belum pulang, dan sampai menjadi mimpi buruk. Begitu kuatnya kontak batin mereka, tapi aku tidak peka dengan apapun yang terjadi padanya, bahkan rasa khawatir yag hadir di hatipun aku abaikan.
“Tuhan,,,,  terbuat dari apa hati ku ini ? hingga harus terjadi seperti ini untuk menyadarkan kerasnya hati ku. Apa ini masih peringatan agar aku harus bisa berubah setelah  suamiku kembali sehat ? atau sudah menjadi  ganjaran, yang  keadaannya  tidak mengizinkan aku untuk bersama suami ku lagi?” Aku bertanya pada Tuhan, dalam  isak tangis sambil memandangi suamiku.
Apa selama ini aku berada di atas awan, dan tidak menyadari bahwa kabut bisa saja datang, bahkan petir bisa juga menyambarku, karena sampai saat ini aku masih merasa bahwa suamiku tidak akan meninggalkan ku karena perasaan cintanya yang sudah mendarah daging. Tapi ego ku selalu menutupi, ego yang meraja dalam diri dan tidak pernah mampu aku kuasai. Dan sekarang kabut itu datang bersamaan dengan petir untuk melemparkan ku dari atas awan, dan meruntuhkan keegoisanku selama ini.
 Andai belum terlambat, aku ingin berusaha berjalan di koridor yang Tuhan tetapkan dari awal  karena yang berjalan selama  ini hanyalah jasad ku, tidak ada hati, tidak ada perasaan ku di sana. Aku berusaha untuk tidak lemah, tapi aku sadar bahwa semua ini memang membuat aku lemah.
Harus nya aku yang berjuang untuk mempertanggung jawabkan semua harapan yang telah ku beri untuk dia yang selama dia memperjuangkan cintanya untuk ku. Tapi nyata nya, aku  mempertahankan dan  merawat perasaan ku untuk bayangan masa lalu, yang harus nya aku relakan semua itu pergi, aku bahkan membiarkan diriku tenggelam dalam bayangan Freddy.
“Tuhan, betapa tidak adilnya aku membuat semua ini, padahal jelas bahwa Frans lelaki terbaik yang Kau kirimkan untuk menemani hidup ku, untuk menjadi papa dari anak-anaku, dan aku memungkiri ketetapan Mu, aku berjalan melawan arus dengan menyesali hal-hal yang lalu, dengan tidak merelakan  kesalahan masa lalu ku, dengan tidak bertanggung jawab dengan pilihan ku.
Saat  ini  aku  ingin berusaha,  ketika sekarang aku  sangat merasa takut jika suami ku benar-benar meninggalkan ku. Aku hanya bisa berdoa saat ini dan menunggu, bahwa ini bukan sekedar  perasaan butuh  tapi juga perasaan sadar yang aku  harap ini menandakan bahwa memang ada cinta di hati ku untuk Frans suamiku untuk Frans Lelaki terbaik dari Tuhan untukku.
________oo________

KORIDOR CINTA DARI TUHAN

Aku menyesali kelemahan ku, Karena melepaskan harapankku
Aku menyesali kekurangan ku,
Karena menghindari tanggung jawab atas pilihan ku
Tuhan, banyak koridor di sana, Aku harus kemana?
Tuhan membiarkan hatiku memilih
Aku keliru, dan tidak yakin tapi tetap memilih
Tuhan, aku salah memilih, aku harus bagaimana ?
Tuhan membiarkan aku tetap berjalan pada koridor yang ku pilih
Aku berjalan lemah dan ingin berbalik memutar arah
Tuhan, aku ingin lari dari semua ini.
Tuhan tidak mengizinkan ku lari dari tanggung jawab

Dan akhir nya aku sadar, Bahwa aku yang salah
Kesalahan ku untuk tidak bersabar
dan bertahan dari apa yang aku rasakan
Kesalahan ku karena gegabah dalam memilih
Kesalahan ku karena semena-mena lari dari tanggung jawab.
Kesealahan ku untuk tidak berusaha dan yakin
bahwa apa pun yang terjadi inilah koridor yang Tuhan tetapkan agar aku terus berjalan
dan kesalahan ku terbesar ketika aku berusaha keras berjalan berlawana arah,
tanpa menyadari selalu ada kebahagiaan di setiap koridor yang Tuhan ciptakan
jika aku mampu membuka ruang hati ku untuk ikhlas dan mengalahkan keegoisan ku.
___ooo___


The True Story Of Mrs. Mln .S
 Created By : M. A Sofyrah   


Jumat, 15 Maret 2013

Gangguan Epigastrik

SIKKAHODER: Nyeri ulu hati : macam penyakit penyebab nyeri Epi...: PENYEBAB NYERI EPIGASTIK PENDAHULUAN Nyeri merupakan pengalaman sensorik multidimensi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan...

Minggu, 10 Maret 2013

Prosedur STR Bidan

surat tanda registrasi bidan (STR) Berdasarkan Permenkes no.1796 tahun 2011 tentang Registrasi tenaga kesehatan. Diwajibkan kepada seluruh tenaga kesehatan termasuk Bidan untuk memiliki surat izin/surat tanda registrasi. 
Sesuai dengan BAB VI Ketentuan Peralihan, pasal 34 pada peraturan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : 
1. Bidan yang sudah memiliki SIB (surat Izin Bidan) berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada, dinyatakan sudah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Bidan, sampai masa berlakunya habis. 
2. Bidan yang sudah memiliki SIB dan masa berlakunya habis paling lama 5 tahun setelah berlakunya aturan ini, kepadanya dapat diberikan perpanjangan STR. 
3. Bagi Bidan yang belum memiliki SIB/STR yang sudah lulus program pendidikan sebelum tahun 2012, kepadanya dapat diberikan STR sesuai dengan peraturan ini. 
4. Permohonan penerbitan STR dapat dilakukan secara kolektif melalui institusi pendidikan (bagi dosen, lulusan baru yg belum bekerja), institusi pelayanan (bidan yg bekerja di institusi pelayanan kesehatan), IBI (bidan Praktik Mandiri, lulusan yg belum memiliki SIB/STR), atau di institusi pelayanan tempat bidan bekerja. 
 PERSYARATAN STR : 
1. FotoCopi ijazah yang sudah dilegalisir 2 lembar (D1 bidan atau D3 kebidanan atau S1 Kebidanan) 
2. Pasfoto 4x6 latar merah 3 lembar 
3. Surat permohonan penerbitan STR secara kolektif di tujukan ke ketua MTKI yang di tandatangani ketua/kepala institusi. Tembusan ketua MTKP propinsi. 
4. Softcopy dalam bentuk CD berisi daftar nama pemohon, nomor ijazah, Tempat tanggal lahir. 

tanggal dan tahun lulus, asal institusi pendidikan Syarat tambahan (tidak mutlak) : 1. FotoCopi ijazah D4/S1, S2 dan S3 2. FotoCopi SIB lama (bagi yg memperpanjang) 

Cara pengirimin Berkas. 
1. Dapat diserahkan ke MTKP Propinsi masing-masing yang sudah dibentuk. Selanjutnya MTKP akan menyampaikan ke MTKI. 2. Jika MTKP propinsi belum siap dapat diserahkan langsung ke MTKI, dengan tembusan surat dan lampiran ditujukan ke ketua MTKI.

 Sumber Pengurus Pusat Ikatan Bidan http://www.ibi.or.id

Sabtu, 09 Maret 2013

Filosofi Warna Kehidupan

Di atas ada sebuah  gambar halaman  putih yang terdapat satu titik hitam. Apa yang anda fikirkan ? jika di sesuaikan dengan pepatah bisa sesuai dengan  pepatah yang berbunyi “karena nila setitik rusak susu sebelanga” atau pepatah-pepatah yang lain. Dan jika kita lihat dari sudut padang ke arah  penilaian terhadap seseorang, menjadi hal yang tidak jauh berbeda.
          Anggap satu kertas putih itu seseorang, dan titik hitam menjadi satu kesalahan yang diperbuatnya atau kekurangan yang dia miliki, secara tidak langsung yang menarik perhatian kita pastilah titik hitam tersebut, kita  lebih sering menilai seseorang  dengan satu sudut pandang, terutama pada kesalahan, dari keseluruhan bagian putih yang ada tapi tetap hanya titik hitam yang sangat kita perhatikan tanpa melihat bagitu banyak bagian putih yang berisi kebaikan. Tidak mudah di hindari, pada dasarnya sikap manusia di penuhi dengan ego, maka sangat mudah mencari kesalahan orang lain, dan enggan mencari keburukan diri sendiri, apalagi mengevaluasi untuk merevisi kepribadian masing-masing. Kita sudah menetapkan, bahwasanya salah satu hal yang paling mudah dilakukan adalah mencari-cari kesalahan orang lain.  Begitulah adanya hal yang mendominasi dalam kehidupan manusia. Anda berfikir bagaimana ? itu tergantung bagaimana anda membentuk pola fikir anda, tapi cukup kita tau bahwa kecerdasan yang nyata ketika kita mampu menganalisa setiap hal yang terjadi pada diri kita atau pada orang lain dan kita mampu mengambil sebuah pelajaran yang bermanfaat untuk diri kita sendiri dari kekurangan, kesalahan, atau kebaikan dan kelebihan yang kita temui dari sebuah kondisi.
            Sekarang kita lihat gambar tersebut sebagai filosofi kehidupan, jika kertas putih menjadi kehidupan dan titik hitam sebagai suatu kesedihan ataupun masalah, kebanyakan dari kita tetap berfokus pada satu kesedihan itu, sepertinya menjadi suatu hal yang sulit bagi kita untuk memandang keseluruhan dalam hidup kita.  Terkadang kita lupa untuk berfikir bahwa kita mampu berbuat banyak hal untuk mengisi ruang hidup yang masih putih atau juga kosong. Kita lupa bahwa banyak warna yang mampu kita ciptakan dalam kehidupan yang kita miliki.
Seperti gambar di bawah ini :


Gambar di atas hanya deskripsi yang menjelaskan suatu hal yang mampu manusia lakukan dalam hidupnya. Mungkin kita sering menikmati satu permasalahan atau satu kesedihan yang berlarut-larut, kita bahkan lupa bahwa kesedihan atau permasalah yang menjadi titik hitam dalam hidup kita hanya merupakan salah satu warna yang menghiasi kehidupan kita, tapi kita terlalu menikmati keberadaan satu titik itu, tanpa bergerak menciptakan warna-warna lain, kenyataanya kita mampu menciptakan warna merah yang membuat kita lebih berani & optimis, menciptakan wana biru yang membuat kita lebih santai dalam menikmati hidup, menciptakan wana hijau yang membawa kita dalam ketenangan, menciptakan warna kuning yang membuat hidup kita lebih ceria, dan yang terlalu sering kita lupakan, bahwa kita semua mempunyai banyak ruang kehidupan yang didasari warna putih, yang memberi kita kesempatan dalam setiap hal yang akan kita lakukan untuk mewarnai hidup kita. Semua  berawal dari kita sendiri sebanyak mana warna-warni kehidupan yang mampu kita  kumpulkan, dan Tuhan yang menghendaki keseluruhan jalannya.
            Hal utama yang perlu kita tau, bahwa Tuhan memberikan kita kesempatan dalam mengisi cerita hidup kita sendiri, hitam tidak akan membunuh semua warna yang ada, karena keberadaan hitam kita mampu melihat putih, kita bisa marasakan merah, memandang biru, kita bisa menikmati hijau, kuning dan warna-warna yang lain. Seperti hal nya kesedihan dan masalah dalam kehidupan, tidaklah sebuah masalah yang hadir akan membunuh semua jalan hidup kita, karena dari kesulitan lah kita bisa belajar, karena ada kesulitan kita bisa merasakan kemudahan, karena kesedihan kita mengenal kebahagiaan, tangisan dengan tawa, dan semua itu menjadi hal yang pasti akan kita temui dalam perjalanan hidup.

Maka warnai lah hidup mu dari apa yang kamu perbuat dan dari bagaimana kamu menerima segala kehendak Tuhan.


 ___________sekian___________

Created by : m.a sofyrah