Cinta
akan menyingkap rahasia hati, bahwa pasangan yang telah dipilih tidak
sesempurna yang di impikan. Cinta akan
mengingatkan kita akan perlunya belajar meniti kesabaran demi sebuah
kesetiaan. Membentuk pribadi yang lebih baik, untuk bisa menghargai perbedaan.
Terkadang cinta juga harus di kekang agar bersemi pada waktu yang tepat. Cinta
juga membutuhkan syarat, yakni sebuah kebaikan.
Sering kali kita telah mengawali
cinta yang berlebihan sebelum Tuhan memberi waktu yang telah di tentukan Nya,
tapi didalam islam pernikahan adalah satu-satu nya cara untuk mengaplikasikan
cinta untuk kekasih.
“Dan menikahlah orang-orang yang sendirian
di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu
yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberiandak-Nya)
lagi Maha Mengetahui (QS. An-nur; 32).
Pada dasarnya pernikahan dilaksankan bukan hanya kita telah
memiliki kekasih yang dicintai, tapi pernikahan
dilakukan agar kita bisa mencintai seseorang yang telah kita pilih
sebagai teman hidup kita dengan izin dan ridha Nya, untuk kita saling mengasihi
dan menghargai.
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir, (QS.
Ar-ruum; 21)”.
Akan tetapi, pernikahan
juga bukan sebuah mimpi sempurna yang dipenuhi dengan seluruh kebahagiaan. Akan
terdapat pasang surut suka duka saat menjalaninya, akan banyak gelombang amarah
dan air mata dalam menata nya, akan hadir pengorbanan dan ketabahan untuk mempertahankan
nya.
Pernikahan juga akan membuka rahasia dalam bahtera rumah tangga
untuk setiap pasangan, bahwa istri yang dinikahi tidak seindah dalam
angan-angan yang bersemayam difikiran, wanita yang telah menjadi teman hidup mu, bukanlah wanita yang
semulia Khadijah, wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anak mu tidaklah
seteguh Aisyah, bahwa wanita yang telah kau ambil alih dari wali nya bukan lah
sosok wanita setabah Fatimah, bahwa wanita yang telah kau jatuhkan hati mu
kepada nya, tidaklah berparas secantik Zulaikha.
Tapi ketika kau sadar, istrimu justru seorang wanita akhir zaman
yang mencoba menyesuaiakan diri dari arus duniawi, seorang wanita yang nantinya
menjadi embun penyejuk dihidup mu atau menjadi labuhan amarah untuk mu, dan
istri mu juga yang akan melahirkan anak-anak mu dari rahimnya dan menjadi
madrasah bagi mereka.
Pernikahan pula yang akan menempah
jiwa mu menjadi tangguh, untuk lebih bijak menjalani kehidupan, bahwa suami
yang begitu kau percaya dan kasihi, tidak selalu menjadi penenang jiwa mu, seperti
Rasullulah kepada Istri nya, bahwa suami yang kau terima menjadi imam untuk mu,tidaklah
sebijak Ali , bahwa suami yang kau muliakan tidak searif Abu bakar.
Kemudian kau tau, bahwa suami mu
seorang lelaki yang terlahir di masa yang lebih rumit, dalam ribuan godaan lahir
dan batin, di tengah kericuhan dunia yang menggoyahkan iman, tapi tetap dia,
yang akan menjadi imam di dalam keluarga, yang akan menjadi pemimpin dan
penjaga untuk dan anak-anak.
Pernikahan akan menunjukan, bahwa
tidak hanya cinta dan materi yang di butuhkan di dalam nya, melaikan iman dan
tawqa yang akan menjadi perisai dalam pernikahan, dalam jiwa, dan dalam hubungan yang harusnya dipertahanka sampai
maut menjemput, itu yang akan jadi penenang untuk hati yang penuh, yang akan menjadi pelita dalam kegelapan ego,
yang akan membentuk dinding sabar dari sebuah dilema, dan sebuah petunjuk
dimana langkah mulai goyah.
Dan semoga Allah menyandingkan kita
dengan sebaik-baiknnya pasangan untuk kita, pasangan yang dapat menjadi teman
hidup untuk mencari kabaikan di dunia dan akhirat.
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji,
dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang
baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS; An-nuur :26)
Created by : M.A sofyrah