Di atas ada sebuah gambar halaman putih yang terdapat satu titik hitam. Apa yang
anda fikirkan ? jika di sesuaikan dengan pepatah bisa sesuai dengan pepatah yang berbunyi “karena nila setitik
rusak susu sebelanga” atau pepatah-pepatah yang lain. Dan jika kita lihat dari
sudut padang ke arah penilaian terhadap
seseorang, menjadi hal yang tidak jauh berbeda.
Anggap satu kertas putih itu
seseorang, dan titik hitam menjadi satu kesalahan yang diperbuatnya atau
kekurangan yang dia miliki, secara tidak langsung yang menarik perhatian kita
pastilah titik hitam tersebut, kita lebih sering menilai seseorang dengan satu sudut pandang, terutama pada kesalahan,
dari keseluruhan bagian putih yang ada tapi tetap hanya titik hitam yang sangat
kita perhatikan tanpa melihat bagitu banyak bagian putih yang berisi
kebaikan. Tidak mudah di hindari, pada dasarnya sikap manusia di penuhi dengan ego, maka sangat mudah mencari kesalahan orang lain, dan enggan mencari keburukan diri
sendiri, apalagi mengevaluasi untuk merevisi kepribadian masing-masing. Kita
sudah menetapkan, bahwasanya salah satu hal yang paling mudah dilakukan adalah
mencari-cari kesalahan orang lain. Begitulah adanya hal yang mendominasi dalam
kehidupan manusia. Anda berfikir bagaimana ? itu tergantung bagaimana anda membentuk
pola fikir anda, tapi cukup kita tau bahwa kecerdasan yang nyata ketika kita
mampu menganalisa setiap hal yang terjadi pada diri kita atau pada orang lain
dan kita mampu mengambil sebuah pelajaran yang bermanfaat untuk diri kita
sendiri dari kekurangan, kesalahan, atau kebaikan dan kelebihan yang kita temui
dari sebuah kondisi.
Sekarang kita lihat gambar tersebut
sebagai filosofi kehidupan, jika kertas putih menjadi kehidupan dan titik hitam
sebagai suatu kesedihan ataupun masalah, kebanyakan dari kita tetap berfokus
pada satu kesedihan itu, sepertinya menjadi suatu hal yang sulit bagi kita
untuk memandang keseluruhan dalam hidup kita.
Terkadang kita lupa untuk berfikir bahwa kita mampu berbuat banyak hal
untuk mengisi ruang hidup yang masih putih atau juga kosong. Kita lupa bahwa banyak
warna yang mampu kita ciptakan dalam kehidupan yang kita miliki.
Seperti
gambar di bawah ini :
Gambar
di atas hanya deskripsi yang menjelaskan suatu hal yang mampu manusia lakukan
dalam hidupnya. Mungkin kita sering menikmati satu permasalahan atau satu
kesedihan yang berlarut-larut, kita bahkan lupa bahwa kesedihan atau permasalah
yang menjadi titik hitam dalam hidup kita hanya merupakan salah satu warna yang
menghiasi kehidupan kita, tapi kita terlalu menikmati keberadaan satu titik itu,
tanpa bergerak menciptakan warna-warna lain, kenyataanya kita mampu menciptakan
warna merah yang membuat kita lebih berani & optimis, menciptakan wana biru yang
membuat kita lebih santai dalam menikmati hidup, menciptakan wana hijau yang
membawa kita dalam ketenangan, menciptakan warna kuning yang membuat hidup kita
lebih ceria, dan yang terlalu sering kita lupakan, bahwa kita semua mempunyai
banyak ruang kehidupan yang didasari warna putih, yang memberi kita kesempatan
dalam setiap hal yang akan kita lakukan untuk mewarnai hidup kita. Semua berawal dari kita sendiri sebanyak mana
warna-warni kehidupan yang mampu kita kumpulkan,
dan Tuhan yang menghendaki keseluruhan jalannya.
Hal utama yang perlu kita tau, bahwa
Tuhan memberikan kita kesempatan dalam mengisi cerita hidup kita sendiri, hitam
tidak akan membunuh semua warna yang ada, karena keberadaan hitam kita mampu
melihat putih, kita bisa marasakan merah, memandang biru, kita bisa menikmati
hijau, kuning dan warna-warna yang lain. Seperti hal nya kesedihan dan masalah
dalam kehidupan, tidaklah sebuah masalah yang hadir akan membunuh semua jalan
hidup kita, karena dari kesulitan lah kita bisa belajar, karena ada kesulitan
kita bisa merasakan kemudahan, karena kesedihan kita mengenal kebahagiaan,
tangisan dengan tawa, dan semua itu menjadi hal yang pasti akan kita temui dalam
perjalanan hidup.
Maka warnai lah hidup mu dari apa yang kamu perbuat dan dari bagaimana kamu menerima segala kehendak Tuhan.
___________sekian___________
Created by : m.a sofyrah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar