Assalamu`alaikum

Assalamu`alaikum
"Tuhan, aku sadar hidup hanyalah perjalanan sementara, maka izinkanlah aku mengisi waktu yang sementara ini dengan kebaikan & kebahagiaan cinta kasih yang Kau Ridhai. Dan kembali pada Mu dengan segala keberkahan"

Sabtu, 09 Maret 2013

Lâ Tahzan


“Tinggalkan perasaan yang mengekangmu , Allah akan mengampuni apa yang telah berlalu. Rasakan dan nikmatilah yang ada, karena apapun yang berakhir seperti hal nya juga bermula”
Sikap hidup seperti itu baik sekali, yang membantu mengusir kegelisahan dan dapat membantu meraih keberhasilan dalam hidup secara umum. Sikap seperti itu juga dapat melanggengkan hubungan persahabatan dan kebahagiaan dengan keluarga. Mereka yang berwawasan luas akan dapat memahami kebiasaan manusia, dapat menduga perubahan, dan dapat memperkirakan keadaan yang samar atau yang jelas.
Tentang kegelisahan, maka orang yang berwawasan luas akan dapat memahami berbagai permasalahan, dan menyadarinya ketika sebelumnya ia ditimpa kegelisahan yang sama, atau ketika gagal mendapatkan keinginanannya. Ia menyadari bahwa inilah hukum kehidupan, dan apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, hadapilah dengan sewajarnya. Karena sesungguhnya, ketidaksenangan seseorang pada sesuatu terkadang justru dapat membawa kebaikan padanya, dan sebaliknya sesuatu yang kita suka justru akan membawa kesengsaraan, ingatlah bahwa kebaikan itu adalah apa yang dipilihkan Allah.
Sebuah kisah seorang yang terpotong kakinya pada sebuah tragedi dalam hidupnya. Dr.Aidh datang kepadanya untuk melihatnya. Ternyata ia adalah seorang berakal dan alim. Dr.Aidh  mengatakan sesuatu padanya : “umat tidaklah menunggumu untuk menjadi seorang pelari yang lihai dan bukanlah pula sebagai petarung yang dapat memenangkan pertandingan. Namun umat hanya menunggu pendapat yang benar dan ide cemerlang dari mu. Inilah yang tersisa dari mu. Ia berkata : “segala puji bagi Allah, aku telah ditemani dengan baik oleh kakiku ini selama puluhan tahun dalam keselamatan agama yang membuat hati rela”.
{Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan dia telah terulis dalam kitab (Lauh Mafuzh) sebelum Kami menciptakannya}. (QS. Al-Hadid : 22).
Seorang ahli hikmah mengatakan : “sesungguhnya ketenangan tidak akan ada kecuali disertai dengan sikap pasrah terhadap peristiwa terjelek sekalipun. Dasar dari semua itu adalah, karena sikap pasrah akan membebaskan semangat dari belenggunya” kemudian dia berkata : “oleh karena itu, ribuan orang telah menghancurkan hidupnya dengan kemarahan, karena tidak dapat pasrah dengan kenyataan yang pahit dan menolak menyelamatkan apa yang bisa diselamatkan. Bukan berusaha membangun cita-citanya dari sesuatu yang baru, yang dilakukan justru bertempur dengan masa lalunya yang hitam. Dan mereka terlena oleh kegelisahan yang panjang”.
{Barang siapa yang oleh Allah di kehendaki menjadi baik maka ia akan di uji oleh-Nya} (Al-Hadist).
Karena itu, jangan pernah merasa gundah dan bersedih dikarenakan suatu penyakit, kematian yang semakin dekat, kerugian harta, atau rumah terbakar. Betapapun, sesungguhnya Sang Maha Pencipta telah menentukan segala sesuatunya dan takdir telah berbicara. Usaha dan upaya dapat sedemikian rupa, tetapi hak untuk menentukan tetap mutlak milik Allah. Pahala telah tercapai, dan dosa sudah terhapus. Maka, berbahagialah orang-orang yang tertimpa musibah atas kesabaran dan kerelaan mereka terhadap Yang Maha Mengambil, Maha Pemberi, Maha Mengekang lagi Maha Lapang.
{Dia tidak ditanya tentang apa yang di perbuat-Nya dan merekalah yang aka ditanyai} (QS. Al-Anbiya :32)
 Syaraf-syaraf Kita akan tetap tegang, kegundahan jiwa Kita tak akan reda, dan kecemasan didada Kitatak akan pernah sirna, sebelum kita benar-benar beriman terhadap qadha` dan qadar. Tinta pena telah mengering bersamaan dengan semua hal yang akan kita temui. Maka, jangan biarkan diri kita larut kesedihan. Jangan mengira diri kita sanggup melakukan segala upaya untuk menahan tembok yang akan runtuh, membendung air yang akan meluap, menahan angin agar tak bertiup, atau memelihara kaca agar tak pecah. Adalah tak benar bila semua itu dapat terjadi dengan paksaanku dan paksaanmu, karena apa yang telah digariskan akan terjadi. Setiap ketentuan akan berjalan dan semua keputusan akan terlaksanaan. Demikianlah “orang bebas memilih; boleh percaya atau tidak”.
Kita harus menyerahkan semua hal kepada takdir agar tak ditindas oleh bala tentara kebencian, penyesalan dan kebinasaan. Dan, percayalah dengan kebenaran qadha` sebelum kita dilanda banjir penyesalan. Dengan begitu, jiwa kita akan tetap tenang menjalani segala daya dan upaya dan cara yang memang harus di tempuh. Dan bila kemudian terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, maka itu pun merupakan bagian dari ketentuan yang memang harus terjadi. Jangan pula pernah kita berandai,
“seandainya saja aku melakukan seperti ini, niscaya akan begini dan begini jadinya”. Tapi katakanlah, “Allah telah menakdirkan, dan apa yang Dia Kehendaki akan Dia lakukan” (Al-Hadist).
Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah semua tekanan dan himpitan. Dan sesungguhnya, setelah sesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.


Sumber : DR. Aidh Al-Qarni




Created By : M.a Sofyrah

Tidak ada komentar: