“Tinggalkan perasaan yang mengekangmu
, Allah akan mengampuni apa yang telah berlalu. Rasakan dan nikmatilah yang
ada, karena apapun yang berakhir seperti hal nya juga bermula”
Sikap hidup seperti itu baik sekali,
yang membantu mengusir kegelisahan dan dapat membantu meraih keberhasilan dalam
hidup secara umum. Sikap seperti itu juga dapat melanggengkan hubungan
persahabatan dan kebahagiaan dengan keluarga. Mereka yang berwawasan luas akan
dapat memahami kebiasaan manusia, dapat menduga perubahan, dan dapat
memperkirakan keadaan yang samar atau yang jelas.
Tentang kegelisahan, maka orang yang
berwawasan luas akan dapat memahami berbagai permasalahan, dan menyadarinya
ketika sebelumnya ia ditimpa kegelisahan yang sama, atau ketika gagal
mendapatkan keinginanannya. Ia menyadari bahwa inilah hukum kehidupan, dan
apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, hadapilah dengan sewajarnya. Karena
sesungguhnya, ketidaksenangan seseorang pada sesuatu terkadang justru dapat
membawa kebaikan padanya, dan sebaliknya sesuatu yang kita suka justru akan
membawa kesengsaraan, ingatlah bahwa kebaikan itu adalah apa yang
dipilihkan Allah.
Sebuah kisah seorang yang terpotong
kakinya pada sebuah tragedi dalam hidupnya. Dr.Aidh datang kepadanya untuk
melihatnya. Ternyata ia adalah seorang berakal dan alim. Dr.Aidh mengatakan sesuatu padanya : “umat tidaklah menunggumu untuk menjadi
seorang pelari yang lihai dan bukanlah pula sebagai petarung yang dapat
memenangkan pertandingan. Namun umat hanya menunggu pendapat yang benar dan ide
cemerlang dari mu. Inilah yang tersisa dari mu. Ia berkata : “segala puji bagi Allah, aku telah
ditemani dengan baik oleh kakiku ini selama puluhan tahun dalam keselamatan
agama yang membuat hati rela”.
{Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu
sendiri, melainkan dia telah terulis dalam kitab (Lauh Mafuzh) sebelum Kami
menciptakannya}.
(QS. Al-Hadid : 22).
Seorang ahli hikmah mengatakan : “sesungguhnya ketenangan tidak akan ada
kecuali disertai dengan sikap pasrah terhadap peristiwa terjelek sekalipun. Dasar
dari semua itu adalah, karena sikap pasrah akan membebaskan semangat dari
belenggunya” kemudian dia berkata : “oleh
karena itu, ribuan orang telah menghancurkan hidupnya dengan kemarahan, karena
tidak dapat pasrah dengan kenyataan yang pahit dan menolak menyelamatkan apa
yang bisa diselamatkan. Bukan berusaha membangun cita-citanya dari sesuatu yang
baru, yang dilakukan justru bertempur dengan masa lalunya yang hitam. Dan mereka
terlena oleh kegelisahan yang panjang”.
{Barang siapa yang oleh Allah di kehendaki menjadi baik maka ia akan di
uji oleh-Nya} (Al-Hadist).
Karena itu, jangan pernah merasa
gundah dan bersedih dikarenakan suatu penyakit, kematian yang semakin dekat,
kerugian harta, atau rumah terbakar. Betapapun, sesungguhnya Sang Maha Pencipta
telah menentukan segala sesuatunya dan takdir telah berbicara. Usaha dan upaya
dapat sedemikian rupa, tetapi hak untuk menentukan tetap mutlak milik Allah.
Pahala telah tercapai, dan dosa sudah terhapus. Maka, berbahagialah orang-orang
yang tertimpa musibah atas kesabaran dan kerelaan mereka terhadap Yang Maha
Mengambil, Maha Pemberi, Maha Mengekang lagi Maha Lapang.
{Dia tidak ditanya tentang apa yang di perbuat-Nya dan merekalah yang aka
ditanyai} (QS. Al-Anbiya :32)
Syaraf-syaraf Kita akan tetap tegang,
kegundahan jiwa Kita tak akan reda, dan kecemasan didada Kitatak akan pernah
sirna, sebelum kita benar-benar beriman terhadap qadha` dan qadar. Tinta pena
telah mengering bersamaan dengan semua hal yang akan kita temui. Maka, jangan
biarkan diri kita larut kesedihan. Jangan mengira diri kita sanggup melakukan
segala upaya untuk menahan tembok yang akan runtuh, membendung air yang akan
meluap, menahan angin agar tak bertiup, atau memelihara kaca agar tak pecah.
Adalah tak benar bila semua itu dapat terjadi dengan paksaanku dan paksaanmu,
karena apa yang telah digariskan akan terjadi. Setiap ketentuan akan berjalan
dan semua keputusan akan terlaksanaan. Demikianlah “orang bebas memilih; boleh percaya atau tidak”.
Kita harus menyerahkan semua hal
kepada takdir agar tak ditindas oleh bala tentara kebencian, penyesalan dan
kebinasaan. Dan, percayalah dengan kebenaran qadha` sebelum kita dilanda banjir
penyesalan. Dengan begitu, jiwa kita akan tetap tenang menjalani segala daya
dan upaya dan cara yang memang harus di tempuh. Dan bila kemudian terjadi
hal-hal yang tidak kita inginkan, maka itu pun merupakan bagian dari ketentuan
yang memang harus terjadi. Jangan pula pernah kita berandai,
“seandainya saja aku melakukan seperti ini, niscaya akan begini dan
begini jadinya”. Tapi katakanlah, “Allah telah
menakdirkan, dan apa yang Dia Kehendaki akan Dia lakukan” (Al-Hadist).
Dan Allah mungkin akan menciptakan
sesuatu yang baru setelah semua tekanan dan himpitan. Dan sesungguhnya, setelah
sesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.
Sumber : DR. Aidh Al-Qarni
Created By : M.a Sofyrah


Tidak ada komentar:
Posting Komentar