Diary Of Love. By : ArShila-Hanj
Bagaimana
jika kamu tercipta sebagai orang yang suli mengatur perasaan mu sendiri? bagaimana jika nyatanya kamu tidak mampu
menghapus bayangan masa lalu yang sangat konyol untuk di simpan? bagaimana jika
kamu percaya bahwa cinta pertama itu memang suatu hal yang harus di
pertahankan? bagaimana jika kamu berada dalam posisi Shila.. ?
“Juli-2006,
Tuhan,
Terima kasih telah beri Shila kesehatan, keluarga yang bahagia, sahabat yang
setia, dan aku yakin jika tiba saat nya, Kau akan beri aku kesempatan untuk
bisa mencintai seseorang dengan tulus hingga perasan ini menjadi satu dan utuh,
Hati Cuma Kau ciptakan satu dan itu arti nya, hanya boleh satu kan ? J “
“Jan-2007. Tuhan, apa aku keliru aku masih terlalu muda
untuk merasakan ini, bagaimana mungkin
aku menanggung perasaan seperti ini untuk pertama kali, tapi aku takut ini
menjadi hal yang pertama, tapi tidak menjadi hal terkahir untuk ku. Tuhan, aku
tidak tau bagaimana menggunakan perasaan ini, bagaimana menjaga dan merawat
nya. Aku tidak pernah ingin dia datang, tapi sekarang dia hadir, dan aku tidak
ingin dia pergi, Karena itu bakal menjadi hal sulit untuk ku”
“Mei-2007,
Terima kasih Kau hadirkan sosok seperti dia yang membuat ku banyak belajar hal
baru. aku mengerti ini terlalu cepat,
bahkan terlalu muda. Tapi dari melihatnya, aku bisa dengan jelas
mendesain hal-hal di masa depan, meyakinkan ku bahwa perbedaan bisa di buat
indah bahkan menjadi suatu hal yang berharga, dan saling mengisi dari apa yang
menjadi kekurangan kita. Tapi terlalu sulit untuk aku menunjukan apa yang ku
rasa, tidak pula pernah tau bagaimana caranya, tapi suatu hari ini semua pasti
akan jelas terlihat”
“Sept-2007. Menerima tapi tidak mengerti.
Tuhan, kenapa harus orang seperti aku untuk belajar hal ini, yang nyata nya begitu
sulit bagiku menciptakan nya dan sekarang harus menghilangkan lagi. Tidak ada
yang salah, takdir Mu, dia, keadaan, hanya saja aku yang terlalu berlebihan
untuk menghargai semua ini, bahkan sudah terlihat suram pun aku masih belum
bisa menghindar”
“Maret-2008,
Tuhan, segala puji dan syukur untuk Mu. Aku masih dengan kehidupan ku yang
bahagia. Hhhaaahhhh, perasaan ini ,bukan sudah mati. Ataupun, tidak menerima
nyawa baru, tapi aku lebih senang untuk menyediakan ruang untuk bisa tenang
dengan apa yang pernah terjadi, aku yakin mereka-mereka yang datang sekarang
bukan hal baru dari Mu, melainkan permainan yang tak peril dicoba lagi. Maka
tidak ada satu reaksi pun yang ku rasa dari perasaan ini”
“Agustus-2008.
Tuhan, ini memang salah, tapi ini memang mau ku, aku tidak tau harus bagaimana,
perasaan ini terus bercabang, tapi tetap belum bisa aku menggantinya. Biarlah
aku mencoba untuk skali ini saja, apakah hati ini bisa diganti dengan yang baru,
aku ingin menjawabnya sendiri”
“Juni-2009.
Dan Dia tiba-tiba hadir lagi walau hanya sekilas, tapi terasa sangat nyata, walau
aku tau harus berbuat apa, tapi tetap tidak bisa melakukannya, Tuhan,,,,,, aku
ingin membakar semua yang pernah aku rasa. kenapa tdk Kau biarkan aku seperti
mereka yang mempunyai banyak ruang dalam hati nya, yang bisa dengan mudah
mengisi dan mengganti hal lama dengan hal baru, sedang aku hanya Kau beri satu
ruang yang menjadikan ku sangat sulit untuk berbagi”
“April-2010.
Ini bukan hal yang baik, bahkan menjadikan semua lebih rumit jika di teruskan,
aku rasa biarlah ini semua berjalan apa adanya, aku tidak ingin memuat orang lain
menderita lebih lama lagi, karena bagaimanapun itu tidak bisa di paksakan”
“Dec-2010.
J , Thanx God, Fo
My life, Aku mengerti kenapa dulu Kau beri aku pelajaran. Dan sekarang semua
itu bukan masalah. Memang terlalu banyak menyita waktuku, kalau harus berganti
hati terus dengan satu ruangan. Sangat lebih baik ruang ini ditutup untuk
beberapa lama, agar tidak ada orang yang
mencoba masuk. Tapi jika nanti Kau menunjukan, bahwa sudah waktu nya
ruang hati ini di huni. Aku akan mencobanya dari awal lagi, (this heart closed
for a long time) J “
“Okt-2011.
Dia datang dan pergi lagi, tidak masalah buatku karena dia datang hanya untuk
menunjukan bahwa dia baik, begitu juga dengan pilihannya. Tapi lebih baik, aku
benar-benar menghindar tanpa toleransi, tentu
bukan karena cemburu dan sakit hati melainkan menghargai pilihannya, sedang aku
juga punya pilihan sendiri. tolong Jangan pernah datang lagi, karena aku
sedikit terganggu”
“Mei-2012.
Tuhan, bukan karena aku menyerah, memang sudah begitu lama tapi aku tau ini
juga belum saatnya. Mereka mengapa mereka semua terlihat sama, padahal jelas
berbeda, apa mereka sedang bermain peran baik, atau benar-benar baik, aku tidak
pernah tau. Kelihatan sangat tidak sederhana tapi malah ku rasa akan menjadi
rumit dengan criteria-kriteria seperti itu, membuatku terbebani, membuatku
tidak nyaman.
Tuhan, aku rasa aku mulai dewasa, semua telah
banyak berubah dari apa yang ku perbuat dan ku fikirkan, tapi kenapa cara aku
merasakan sesuatu tidak bisa berubah untuk lebih realistis. Tuhan, aku tidak
pernah meminta mereka yang sempurna ataupun mendekati kesempurnaan, karena jelas sudah itu
tidak menjamin apa aku bisa merasa lebih baik, Jadi biarlah mereka menjauh
dengan sejadi-jadinya J”
“Agustus-2012. Tuhan, mungkin Cuma aku yang tau
perasaan sederhana yang rumit ini, perasaan yang harusnya sudah kadaluarsa
untuk penyimpanan bertahun-tahun, tapi kau biarkan aku mengawetkannya. Bahkan
aku saja mau menyerah untuk menyelesaikan tugas ini. Rasanya ingin aku mengutuki
diri untuk menjadi pembagi hati yang hebat. Tapi tetap Kau biarkan aku menjadi
gadis yang seperti ini. Kau biarkan lagi
dia hadir dalam hidupku, seperti Kau biarkan yang lain hadir tanpa dosa. Tapi,
Tuhan saja mungkin sudah bosan, dengan apa yang aku rasakan. Tuhan, hanya satu
yang aku sesali pada diriku, dan ku rasa Kau pun tau itu.”
“Okt-2012. J , Bahkan air yang mengalir saja tau
muara yang dia tuju. Tapi aku, sampai sekarang belum tau apa yang sedang
terjadi sekarang, dia dulu tidak ada untuk ku, dan sekarang kembali tidak ada.
Dia dulu pernah hadir, dan sekarang kembali hadir dalam hidupku. Dia sebuah
masa lalu yang indah dan yang salah, kemudian kembali dengan penuh tanda Tanya.
Tuhan, Cuma Kau yang tau, apa aku begitu lemah atau begitu kuat untuk bisa
terima, apa aku begitu pasrah atau konyol bahkan bodoh, apa aku terlalu yakin
atau Cuma sebatas obsesi. Tapi aku tau ini nyata, perasaan ini bukan aku yang
minta, dia hadir sendiri bahkan enggan unutk pergi L”
“Des-2012. Tuhan, Boleh kah aku menangis, walau hanya
setetes air mata saja. Itu pun jika Kau mengizinkan. Aku lelah, Aku malu, walau tidak ada yang tau dan tidak ada yang
boleh tau, kecuali Kau. Bahkan diri ku sendiri ingin mengganti jiwa dan hati
yang baru. Kenapa harus mengajak orang lain melihat masa depan jika masih
terdiam dengan masa lalu, Kenapa harus
meminta orang lain untuk yakin jika diri sendiri tidak pernah yakin apa yang
sedang kita lakukan, kenapa kita harus meluapkan dendam masa lalu sedang orang
lain yang tak tau manau jadi menderita, kenapa kita harus menyamakan setiap
orang yang kita pilih sedang nyatanya tidak ada orang yang sama, termasuk
antara aku dengan siapa pun L”
“Juni-2013. Tuhan, Hampir selesai tugas belajar dalam
hidupku untuk beberapa bulan lagi. Tapi tugas yang dulu itu masih tersisa.
Sadar, sedikit banyak aku menghabiskan waktu dan tenaga dengan itu semua, tapi
menghindar pun tetap tidak bisa di lakukan. Tuhan, bukan karena aku menyerah,
tapi karena aku menunggu waktu yang tepat untuk memilih, jadi tidak perlu
menyita waktu dengan berjalan tanpa arah. Karena dulu sudah terlanjur membangun
jd sulit untuk menghancurkan lagi.
Dan aku paham sekarang, bagaimana pun cara untuk
menunjukan dan mengajarkan kesetiaan,
keikhlasan, kebaikan, tetap akan menjadi hal yang sia-sia jika memang bukan
dengan orang yang tepat. Bisa saja aku merasa tepat dan yakin, merasa nyaman dan
tertarik, tapi Tuhan tidak sependapat J”
”Jan-2014. Tuhan, aku belum siap. Tapi mama memintaku
untuk mempersiapkan diri, Masih 4 tahun aku mencoba menikmati menjadi orang
dewasa, tapi terget pernikahan membuat aku tidak bisa bergerak. Aku harus apa,
bahkan aku tidak bisa menghindar dari orang-orang ini, tugas yang belum
selesai, perasaan yang belum tertata, semua masih terasa asing. Aku benar-benar
harus belajar untuk mencoba kembali membangun sebuah perasaan, yakin tidak
yakin, nyaman tidak nyaman, aku harus berusaha menikmati ini dengan seseorang
yang baru. Memang terlalu konyol rasa nya jika aku terus menunda hanya karena
obsesiku di masa ABG. tapi Tuhan , biarlah selamanya ini menjadi rahasia kita
berdua saja, bahwa tugas ku yang dulu
sampai sekarang belum terselesaikan juga, mungkin ini perkara waktu dan aku.
Kenapa harus begitu sulit, mencoba sesuatu hal baru yang baik dan sangat jelas
arah nya kemana. Tapi,, tetap saja, this is a mistery…. J”
“Sept-2015. Tuhan, Terima kasih pelajaran yang pernah
ku terima dari Mu , Tugas yang masih jadi rahasia dan belum juga di selesaikan.
Tugas pertama, cinta pertama, yang kurasa tidak pernah terganti, itu akan tetap
jadi rahasia di sudut ruang hatiku. Dan Sekarang keseluruhan ruangan terisi
dengan satu hal baru yang sangat nyata. Aku berusaha membangun itu lagi, dari
tidak ada menjadi ada dan sekarang lebih besar dan kokoh, karena ini harus di
gunakan hingga akhir masa aktif hidupku bersama nya. Perasaan benar-benar
menjadi sebuah misteri dalam hidupku, tapi tak sekali pun aku sesali aku begitu
sensitive dengan itu, memang sangat sulit bagiku untuk membangun itu dan sulit
juga untuk menghancurkan nya”
“Mei-2016, Bahkan semakin dewasa, aku semakin
mengerti. Ketertarikan itu tidak hadir begitu saja dari mata, tapi butuh
keyakinan hati untuk bisa memilih dan menerima. Kenyamanan itu tidak langsung
hadir dalam setiap hubungan, perlu kesabaran, kesetiaan dan pengertian untuk
menciptakan itu. Kebahagiaan juga tidak hadir hanya dengan materi dan bentuk,
tapi itu sll jadi factor pendukung,. Tapi yang utama butuh rasa
syukur dan saling mengisi kelemahan kamudian pasti kebahagiaan datang dengan
sendirinya, Seperti yang aku rasakan
dulu, begitu juga yang kurasa lebih nyata saat ini”
….. “ Aku tidak pernah meminta kamu, kamu, dan kamu
semua untuk hadir dalam kahidupanku. Tapi waktu meminta aku bermain sedikit
adegan dengan kamu dalam film kehidupan. Kemudian aku terbawa perasaan yang tidak professional, maka
matilah aku dengan kesalahan ku sendiri, kesalahan yang ku rasa Tuhan saja
tidak mau menyalahkan” ….
Created By : M.A Sofyrah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar