….Keluarga
sudah mulai terlihat sibuk berkumpul di depan, sambil menunggu kehadiran pihak dari keluarga lelaki. Semua menunggu dengan harap-harap cemas, berdo`a di dalam hati agar
semua proses acara berjalan dengan hikmat. Aku melihat seluruh sudut rumah yang dengan
keadaan berbeda dari biasanya, dekorasi, suasana keramaian, sanak
saudara, tetangga, dan banyak juga orang yang tidak aku kenal lainnya sedang
sibuk mempersiapkan kebutuhan acara pernikahan kakak.
“Akhirnya kakak menikah, akhirnya
kakak di ambil orang, akhirnya hal yang sekedar dalam bayangan kami di masa
remaja dulu, sekarang tiba jadi kenyataan” dalam hatiku berbisik haru, dan pandanganku berhenti tepat di pintu kamar kakak kemudian teringat kalo kakak memanggil ku dari tadi untuk menemaninya di kamar. Akupun langsung bergegas menuju kamar.
Kulihat kakak mondar-mandir mengitari
kamar, terlihat gugup dengan penampilan yang sudah berbeda.
“Nikahh juga yooo, akhir nyaaa.
Hahhahhah, enak lha nanti hihihi” goda ku, melihat kakak yang begitu tegang.
Kakak begitu berbeda hari ini, ada aura berbeda yang terpancar, dan lebih cantik pastinya. Walau terlihat begitu gusar, tapi wajah nya tetap menggambarkan
kebahagiaan, kebahagiaan untuk kehidupan baru yang sudah di depan mata,
menjalankan sunnah Rasul untuk menyempurnakan agamanya.
Aku terus memandangi kakak dengan
senyum, sesekali tertawa melihat kakak cemas karena nervous, berjalan mengitari
kamar, ke kanan dan ke kiri. Berkali-kali kakak becermin, dan sesekali melamun,
aku yakin dia berdo`a dalam lamunan nya untuk kelancaran acara akad nikah yang
tinggal menunggu hitungan jam.
“Udah
datang semua? Gimana udah bagus gak? ada yang kurang gak?”pertanyaan yang sama
dalam waktu berdekatan berulang kali di tanya padaku.
“UDAHH
!!!, UDAHH, GAk ada yg kuranggg!!” jawab ku, dari jawaban yang paling lemah
lembut sampai berubah menjadi jawaban yang singkat dan akhirnya cuma sebatas
senyuman dan anggukan sebagai kode bahwa semua sudah beres.
“Jangan gitu
donkk , karena belum tau aja perasaan kakak gimana sekarang, ntar deh gantian
ngerasain” ucap kakak, dan masih bercermin membenarkan hijab yang dari awal
tidak ada salahnya.
“Kayanya
ara masih lama lho kak,, jadi jangan bilang-bilang nyusul dulu dehh, emang gimana
sih rasanya mau nikah?.. aku kok jadi takut ya” jawab ku sambil merebahkan
badan di tempat tidur.
“kok
takut?? ada yang parno` ni yee hahai?? dulu mikirin kuliah terus?terus sambung kerjaan,
terus apalagi,udah dapat PR tuww, Jangan lupa pesan bunda jangan lama-lama
nyusul, gantian kena` teror nikah kita haahhaha” jawab kakak lebih santai sedikit
mencairkan kegelisahannya, dan akhirnya duduk juga di tempat tidur, mungkin karena
mulai terasa lelah karena mondar-mandir dari tadi.
“udahhh
ah….. heboh ya,,,, emang kita lagi lari estafet apa??,, kakak tenang aja. Jadi
gimana rasanya yang mau bersuami itu, issshh malu sendiri mikirin nya..”
tanyaku mengembalikan topik bahasan.
“Rasanya
yang pasti lebih banyak bahagia daripada sedihnya, bahagia karena akhiranya
kita bisa melaksanakan Sunnah rasul, menyempurnakan agama, bisa bener-bener
bersama dengan orang yang kita cinta , udah halal, udah jadi muhrim, cintanya
udah di kasih lampu hijau dengan Allah. Sedihnya mungkin karena bakal gak
sering sama-sama keluarga lagi, gak sepenuhnya ngelewati hari-hari dengan ayah
bunda dan kalian semua,, tapi kalo satu kota kaya` kakak gini kan enak sering
main ke rumah nanti” lanjut kakak melengkapi jawabannya, dan membuat ku timbul
seribu pertanyaan baru.
“Jadi
kita pisah ya intinya??.. gak bisa tidur bareng lagi ceritanya, gak gosip sama
lagi ni?? Tanya ku sambil memandangi dekorasi kamar pengantin.
“hahahahah, raaa,raa tidur jangan donk, mengganggu nanti ckckck,hhmmm tapi bisa sih
kalo mas Ai gak ada hehehee. Tapi yang paling penting jangan
lupa kalo sebenarnya gak pernah ada kata pisah untuk saudara, berbagi cerita tetap donkk,
karena bergosip sesama wanita tetap lebih seru :D” jawab kakak santai dan
kembali berdiri, tapi kali ini ke toilet, aku sendiri cuma melamun dan
berfikir, masih memandangi setiap sudut kamar yang sudah di penuhi hiasan.
Akhirany hari
spesial itu datang,hari yang di harapkan hanya ada sekali seumur hidup, yang di doakan akan berjalan
dengan berkah. Itu yang ada di benak kami semua saat ini.
Sejenak
aku sedang membuka album-album foto di hp,foto bersama keluarga, bersama kakak.
Ku pandangi satu-satu foto kami masih kecil, sekolah, kuliah, sampai sudah
bekerja, dan tanpa sadar aku ingin menangis, dan setetes air mata yang keluar
langsung ku hapus karena kakak sudah keluar dari toilet.
Bagi ku
ini pastilah bukan sebuah perpisahan yang menyedihkan, tapi pertemuan dua
keluarga yang membahagiakan, yang membuat perasaan ku dan keluarga menjadi haru
biru. Ketika kami harus kembali membagi seseorang yang selama ini bersama kami,
tapi lebih tepat nya bukan membagi, tapi menyerahkan kepada orang lain, yang
insyallah dapat mempertanggung jawabkan kebahagiaan dalam kehidupan kakak.
“eeii kak, nanti awas aja kalo sombong
mentang udah nikah, udah jarang nelfon n BBM lg, aku bakal curhat dengan siapa
donk, pasti kakak bakal sibuk udah gak bisa sering di hubungi lagi tuw, udh ada
si “MAS” “MAS”. Tanyaku, sambil bercanda, yang sebenarnya memikirkanya dengan serius.
“telfon
balik donkkk, ada pulsa kan ??? selama lagi gak sibuk kenapa enggak, takut
kesepian ya ahahha.. memang sunyi kalo
gak ada kakak kan??..kamu juga selama ini kakak mau cerita selalu sibuk, nahh
sekarang gantian, biar tau rasanya hehhehe” jawab kakak.
“Nanti semakin kita dewasa, kamu bakal ngerti,
ada banyak hal yang harus kita putuskan sendiri, bakal banyak hal yang akan
kita simpan sendiri, tanpa harus cerita dengan orang lain, kalo dulu selalu
sama-sama, gak pernah ada rahasia, ada saat nya nanti kalo kamu menikah, kita
punya keluarga masing-masing, ada beberapa hal yang sedikit berubah, bukan berpisah,
tapi melakukan beberapa hal dengan lebih mandiri bersama keluarga baru kita, itu lha
kehidupan, akan ada perubahan dengan sendirinya, tapi gak ada yang bisa
memutuskan sebuah hubungan persaudaraan dan keluarga, termasuk pernikahan, kita hanya lebih
banyak berbagi, dengan keluarga baru kita, dengan keluarga kita, ada yang
menjadi prioritas dalam mengurus sesuatu. Dan kamu pasti bakal cepat ngerti. Lagian
kamu kan gak lama lagi nyusul, hihihihi.. pokok nya ingat aja pesan kakak
selalu” jawab kakak begitu lengkap, begitu menjadi fikiran baru yang harus aku
renungkan dan aku mengerti.
Tidak lama
kemudian, salah satu anggota keluarga pun memanggil mempelai wanita keluar agar acara segera
berlangsung.
“hhhhuuuufffffffffffff…….bismillahh,
semoga semua lancar ya, amien Ya Allah” ucap kakak memasang wajah gugup di
hadapan ku.
“everything
is gonna be alright bob, bismillah” ku peluk kakak sebelum membawa nya keluar
kamar.
Dan acara pun dimulai, di tengah acara aku berdo`a
agar semua berjalan lancar termasuk acara resepsi esok harinya. Tapi aku juga
tidak lepas dari fikiran-fikiran galau ku yang mendramatisir keadaan.
Aku yakin
jika nanti tiba saatnya, akan ada banyak hal yang tidak sempat aku ceritakan,
akan ada banyak hal yang tidak lagi kakak ceritakan. Akan ada perbedaan yang
secara wajar terbentuk dengan sendirinya, jika di bandingkan dulu ketika aku
dan kakak selalu mengisi waktu satu sama lain. Tidak ada hal yang ku tutupi
dari kakak, dari masalah sekolah, marah dengan anggota keluarga lain, hingga masalah pacar dari A sampai dengan Z,
kakak lha yang paling tau, begitu juga sebaliknya.
empat
tahun silam aku masih ingat apa yang kakak katakan, saat aku dan kakak masih
sama-sama merantau jadi mahasiswa, saat-saat dimana kakak yang selalu harus
menghemat uang nya jika kami mau pergi, saat dimana kami hanya bisa nonton DVD
daripada nonton bioskop jika tidak punya uang, saat dimana kakak hampir bosan
jika aku bercerita tentang mantan-mantan pacarku, tentu saja bosan karena dia
lebih menyarankan aku untuk tidak pacaran sebelum punya rencana menikah. Kakak pernah bilang…
“Nanti
kalo kakak udah tamat, dapat kerja, kakak gak mau nikah dulu, kalo udah punya
duit sendiri, kita jalan-jalan, kita nanti beli ini, beli itu….,” dan kakak
sudah lebih dari cukup membuktikan itu semua, sudah saatnya kakak dengan masa
depan nya yang baru, kebahagiaan baru, kehidupan yang baru, Akupun tersenyum
sendiri mengingat hal-hal lucu dulu bersama kakak.
Ijab Qabul
pun selesai yang alhamdulillah terlewati dengan lancar, sekarang kakak sudah tidak single lagi. Ini yang namanya
jodoh, Allah beri jalan, kita yang berusaha, kita yang memperjuangkan agar
semua menjadi lebih baik. `Jodoh di tangan Allah`memang benar, tapi kita yang
berperan dalam proses pemilihannya. Dan kembali teringat yang kakak bilang..
“jangan
pacaran sembarangan, ingat, kalo kita jahat dan gak bisa jaga diri, kita bakal
disandingkan dengan cerminan kita. Perbaiki diri sebanyak-banyakya, banyak
berdo`a termasuk soal jodoh, sabar , karena semua udah di atur dengan Allah,
semua bakal indah pada waktu nya, makanya perindah apa yang kita buat”. Salah
satu pesan singkat yang sering kakak ulang ketika aku lupa, ketika aku sedih.
Kakak selalu berusaha membuktikan apa
yang di katakannya, ketika dia mengatakan
“jangan silau
dengan materi, coba lihat lebih dekat secara keseluruhan, gimana agama,
prilaku, karakternya yang akan di pilih, bukan menunggu yang sempurna, tapi
cari yang ketika kita bertemu dengan dia, ada hal-hal baik yang bertambah dalam
diri kita terutama hal baik pada Allah”.
dan kakak menunjukan itu hingga dia benar-benar pada pilihan yang dia
berani mengatakan…
“Insyallah
ini yang terbaik yang Allah tunjukan, bukan mereka, bukan yang lain”
Ada
begitu banyak pesan yang kakak beri pada ku, dari aku kecil, remaja, dewasa,
sampai detik ini, dan aku yakin seterusnya kakak akan menjadi penasehat dan
pendengar yang baik untuk ku.
Ada
banyak hal yang saat ini ingin aku ucapkan pada kakak, mungkin terlihat konyol
dan aneh kalo aku ucapkan secara langsung,,,,
“semoga
kakak bahagia,semoga kakak bahagia, semoga kakak bahagia, semoga kakak bahagia,
semoga kakak bahagia, dan dari keseluruhan yang ingin aku utarakan intinya, semoga
kakak bahagia dunia dan akhirat dengan orang-orang yang kakak cintai”. Ucapku dalam
hati di tengah rasa syukur atas acara yang telah berlangusng dengan hikmad.
Melihat
kakak dan suaminya yang sedang bersalaman dan meminta izin dengan keduabelah
pihak orang tua, aku jadi ingat yang tadi kakak katakan.
“semoga
setelah kakak, Rommy dan kemudian kamu segera menyusul di waktu yang tepat
dan dengan orang yang tepat. Sekolah, kuliah, bekerja, mengenal, dan
kemudian menikah, semua ada masa dan
prosesnya, kakak juga ngelewati itu. Jadi di wajibakan untuk sabar, jangan
sedih, jangan ngerasa sepi, semua do`a Insyallah akan di genggam Allah, dan
akan di Lepas nya satu persatu sesuai waktunya, semua akan indah pada waktu
nya, tetap istiqomah, tetap tawaqal” . Kembali aku mengingat ucapan yang kakak
bilang tadi, sebelum acara akad di mulai.
Semakin lama
aku sadar, akan ada saat nya, yang selalu bersama kita akan pergi bersama orang
lain, karena apapun dan siapapun itu, mereka bukan milik kita, tapi Allah
menitipkan pada kita untuk mempelajari banyak hal dari sesuatu itu, akan ada
saat nya kita wajib berbagi bahkan merelakan orang-orang yang kita cintai
berjalan di jalannya masing-masing, dengan rasa bahagia dan do`a yang terbaik,
kita akan selalu ada untuk mereka jauh ataupun dekat, itulah keluarga.
“HAPPY WEDDING
MY LOVELY SISTER, WISH U ALL THE BEST”
“Terlihat kecantikan yang bertambah anggun hari itu
Dengan senyuman halus yang menggambarkan kegugupan dan rasa
haru
Cahaya mata yang menunjukan kebahagiaan yang telah lama di
nanti
Dia tertegun diam ketika semua orang melihat ke arahnya
Tapi tetap melangkah pasti dan duduk di tempat yang indah
Kemudian sirnalah semua kegugupan di raut wajahnya
Kemudian sirnalah semua kegugupan di raut wajahnya
seketika sang wanita telah di dampingi prianya
Dia tidak sadar telah meneteskan air mata kebahagiaan
Bersusyukur atas segala karunia yang telah dilimpahkan sang maha cinta
Mencium ayah dan ibu
yang begitu di kasihinya
Mempercayai hidup nya dengan orang lain
Seseorang yang awal nya asing menjadi orang terdekat
Seseorang yang akan menjadi imam dalam hidupnya
Yang menjadi panutannya
Semoga Ridha Allah menyertai dia dan Prianya
Dalam keadaan apapun
Semoga mereka bahagia sampai maut memisahkan
___00___
1 komentar:
آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
Posting Komentar